

Mengenal Perusahaan Fintech: Pengertian, Perkembangan, dan Jenis-jenisnya
By Tim Blog Amartha - 15 Nov 2023 - 3 min membaca
Perusahaan fintech menjadi inovasi pada industri keuangan yang berkembang dengan memanfaatkan kemajuan teknologi. Minat masyarakat pada fintech cukup tinggi sebab menjadi solusi yang selaras dengan perubahan gaya hidup serba digital di masa kini.
Keberadaan fintech membuat sistem pembayaran serta transaksi jual beli lebih efisien karena ekonomis. Meski hemat biaya, tidak mengurangi tingkat efektivitas fintech dalam penggunaannya di keseharian aktivitas ekonomi masyarakat.
Mari simak pengertian, perkembangan, jenis, serta manfaat fintech berikut ini.
Pengertian Perusahaan Fintech
Fintech, atau financial technology, merupakan perusahaan yang melayani dan memberikan jasa keuangan berlandaskan teknologi. Lebih tepatnya, fintech adalah versi digitalisasi sebuah layanan finansial.
Dalam fintech, layanan finansial dalam bentuk pembayaran, transfer dana, sampai dengan peminjaman dana dapat terjadi dengan cepat. Hal tersebut dikarenakan model bisnis dalam fintech telah beralih dari konvensional ke modern berkat penerapan digitalisasi dan teknologi.
Fintech terus mengalami perkembangan yang signifikan setiap tahunnya. Sebagai perbandingan, pada tahun 2007 pengguna fintech baru 7% saja. Sedangkan, pada tahun 2017 penggunanya telah meningkat menjadi 78%. Itulah mengapa, fintech turut memegang peran penting bagi perekonomian di Indonesia.
Perkembangan Fintech di Indonesia
Perusahaan fintech berkembang seiring dengan evolusi pada bidang perangkat industri transportasi dan komunikasi di tahun 1886. Budaya cashless sendiri tercipta ketika kartu kredit muncul mulai tahun 1950.
Lalu, mesin ATM yang pertama pun muncul ke dunia pada 1967. Saat itu dunia keuangan merubah sistem analog menjadi digital. Hingga pada akhirnya di tahun 1980-an sistem perbankan online mulai dikenalkan ke publik. Namun, sayangnya belum membuat orang-orang tertarik.
Ketika internet semakin canggih, perusahaan microfinance marketplace yang pertama di dunia pun muncul. Perusahaan tersebut adalah Zopa, tercipta tahun 2005 di Inggris. Sementara itu, Indonesia memulai perjalanan fintech di tahun 2006.
Tetapi, masyarakat tidak langsung percaya terhadap layanan tersebut. Barulah ketika bulan September tahun 2015 muncul Asosiasi Fintech Indonesia, atau Aftech. Asosiasi tersebut yang kemudian merubah nasib fintech menjadi tumbuh dan semakin berkembang di tanah air.
Jenis-jenis Perusahaan Fintech
Indonesia memiliki berbagai jenis fintech sebagai sarana menabung, mencicil barang, hingga meminjam uang. Berikut enam contoh fintech di Indonesia:
Digital Payment System (DPS)
Fintech jenis ini mengatur dan menyediakan layanan dalam bentuk pembayaran semua tipe tagihan secara online. Contohnya, mulai dari tagihan pulsa, kartu kredit, listrik PLN, hingga electronic wallet atau dompet digital.
Contoh fintech DPS yang populer di tanah air adalah GoPay, OVO, lalu Dana, hingga LinkAja. Melalui platform tersebut, kamu bisa melakukan pembayaran non-tunai, atau cashless, ketika membeli listrik hingga pulsa, jadi tidak perlu ke konter lagi.
Crowdfunding
Jenis fintech dalam bentuk crowdfunding memungkinkan masyarakat melakukan penggalangan dana atau pun donasi untuk disalurkan ke suatu program sosial. Tujuannya, agar program tersebut dapat beroperasi dan mencapai targetnya.
Crowdfunding cukup populer di berbagai negara, sebab masyarakat luar negeri pun memiliki program sosial yang belum mampu dilaksanakan karena keterbatasan modal.
Jadi, individu yang peduli pada hal tersebut bisa berinisiatif melakukan crowdfunding sebagai penyaluran modal atau pendanaan kolektif.
Microfinance Marketplace
Perusahaan fintech satu ini merupakan layanan pendanaan yang menghubungkan pemodal dengan penerima modal. Pendanaan umumnya dilakukan bagi pengusaha mikro agar mendapatkan dukungan finansial yang diperlukan sehingga dapat mengembangkan usahanya.
Pada akhir masa pendanaan, pemodal akan mendapat imbal hasil sehingga fintech jenis ini cukup menguntungkan.
Seperti pendanaan di Amartha yang memberdayakan perempuan pengusaha mikro di desa. Pendanaan bisa dimulai dari modal yang kecil saja, sehingga menarik untuk dicoba.
Berpartisipasi pada fintech ini sebagai pemodal tidak hanya menguntungkan dari segi materi, namun kamu secara langsung berperan dalam perkembangan usaha mikro agar lebih optimal dan turut memajukan perekonomian di tanah air.
Market Aggregator
Berikutnya, ada fintech jenis market aggregator yang keberadaannya bermanfaat ketika kamu ingin membeli suatu produk finansial. Market aggregator menawarkan jasa untuk membandingkan berbagai produk finansial dari penyedia jasa dan layanan keuangan yang variatif.
Pada fintech ini, akan tersedia portal yang berisi beragam informasi hasil pengumpulan data dari pihak aggregator, dan memang ditujukan kepada audiens yang membutuhkannya.
Berkat market aggregator, kamu bisa mengambil keputusan finansial yang lebih baik terkait produk finansial yang dibandingkan tersebut. Jadi, potensi risiko pun dapat diminimalisir karena kamu sudah tahu positif dan negatif dari masing-masing produk finansial.
Payment Gateway
Fintech jenis payment gateway akan semakin berkembang seiring kemajuan e-commerce di negara ini. Adapun peran payment gateway adalah menghubungkan fintech e-commerce dengan pelanggannya.
Ketika kamu harus melakukan transaksi, tidak perlu ke ATM atau bank lebih dulu sebab proses transaksinya bisa dilakukan secara virtual dengan fintech payment gateway. Jadi, kamu hanya perlu menulis jumlah nominal transaksinya saja.
Keamanan transaksi melalui fintech payment gateway terjamin, sebab Bank Indonesia menjadi payung hukumnya.
Untuk sistem pelacakan pada payment gateway sendiri terdapat 3 macam, yakni Card Security Code (CV2), lalu Address Verification System (AVS), serta 3D Secure Password. Tiga jenis sistem tersebutlah yang akan melindungi kamu dari risiko pencurian data.
Manajemen Risiko dan Investasi
Satu lagi fintech yang berkembang di Indonesia, yaitu manajemen risiko dan investasi. Layanan yang diberikan oleh fintech jenis ini kurang lebih serupa dengan robo advisor. Platform dari fintech manajemen risiko dan investasi umumnya merupakan platform e-insurance serta e-trading.
Contohnya, ada Bareksa, Rajapremi, hingga Cekpremi. Fintech ini berperan membantu dan mengarahkan masyarakat agar memilih instrumen investasi terbaik sesuai pengukuran dari tim fintech.
Baik itu investasi emas, saham, atau bentuk investasi lainnya, fintech jenis ini akan membantu kamu memilih yang paling sesuai.
Manfaat Perusahaan Fintech
Adapun manfaat dari fintech cukup beragam, diantaranya yakni:
Kemudahan layanan finansial melalui smartphone
Sehingga bisa dilakukan jarak jauh dan tidak harus ke ATM untuk bertransaksi.
Membantu pengusaha mendapatkan modal,
Jadi masyarakat yang jauh dari bank tidak perlu susah-susah ke bank lebih dulu.
Akses keuangan yang inklusif
Sehingga meningkatkan perekonomian bagi seluruh lapisan masyarakat.
Meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat,
Bisa diwujudkan ketika akses pendanaan telah diperbaiki sehingga masyarakat pun dapat menggunakan dananya untuk aktivitas produktif maupun konsumtif.
Mempercepat arus perputaran ekonomi
Karena transaksi sudah lebih praktis dan akses keuangannya lebih merata sehingga perekonomian masyarakat pun lebih dinamis.
Demikian pengertian perusahaan fintech serta perkembangan, jenis, hingga manfaatnya untuk Anda pahami. Fintech memungkinkan masyarakat mampu mengakses layanan finansial secara merata, seperti Amartha yang berupaya memberikan dampak sosial melalui pendanaan terhadap pelaku usaha mikro
Jika kamu bergabung sebagai pemberi modal di Amartha, kamu bisa mendapatkan imbal hasil hingga 15% flat per tahun! Cukup dengan modlain mulai dari Rp100.000 aja, jadi tunggu apalagi?
Download aplikasi Amartha di Android
Download aplikasi Amartha di iOS
Artikel Terbaru
Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutnya
Artikel Terkait
Ada pertanyaan seputar artikel di blog Amartha? atau ingin mengirimkan artikel terbaik kamu untuk di publish di blog Amartha?
Hubungi Kami SEKARANG
