

Rubiyem: Rezeki Pinarak Dari Semangkuk Sop Senerek
By Team Amartha Blog - 8 Mar 2021 - 3 min membaca
Apakah kamu pernah mencicipi Sop Senerek?
Sop Senerek merupakan salah satu makanan khas asal Magelang, Jawa Tengah. Sop senerek merupakan makanan hasil akulturasi dari Belanda (snert soup) sejak zaman penjajahan.
Sebagai ilustrasi, sop senerek berisi kacang merah, bayam, wortel, seledri, daun bawang, dan protein seperti irisan daging sapi atau ayam dan jeroan. Baru-baru ini, berhasil jadi salah satu dari 10 nominasi daerah Anugerah Pesona Indonesia tahun 2020 kategori Makanan Tradisional Populer.
Sup senerek kini bisa kamu cicipi di daerah Purworejo, di kedai milik Ibu Rubiyem, mitra usaha Amartha.

Berawal dari kunjungan ke rumah saudaranya di Magelang, Bu Rubiyem terinspirasi untuk menjual sop senerek. Pikirnya, sop tersebut enak sekali dan kedai yang dikunjunginya juga ramai. Sesampainya di rumah, Bu Rubiyem berusaha untuk membuat sop tersebut. Berulang-ulang ia gagak membuat rasa yang ia inginkan, sampai akhirnya dengan puluhan percobaan, ia berhasil mendapatkan rasa yang pas dan nikmat.
Keyakinan Bu Rubiyem pada keterampilan dan kemampuan membuat sop senerek, ia dengan percaya diri menjual sop tersebut. Sebagai pembeda, sop buatan Bu Rubiyem dikombinasikan dengan daging dan beragam sayuran seperti brokoli.
Tahun 2020 merupakan tahun kesebelas Bu Rubiyem tetap dan fokus berjualan sop senerek. Sebelum-sebelumnya, ia kerap berganti jenis usaha, mulai dari jajanan pasar, nasi rames, hingga sate ayam. Usaha-usaha tersebut terpaksa kandas sembari dihimpit pemenuhan kebutuhan sehari-hari dan biaya sekolah anak.
Untungnya, Bu Rubiyem bertemu Amartha tiga tahun yang lalu. Untuk memperbesar usaha sop senerek, Bu Rubiyem mengajukan pembiayaan sebesar Rp 3 juta. Di tahun selanjutnya, ia mengajukan pembiayaan sebesar Rp 5 juta. Dari pembiayaan-pembiayaan tersebut, Bu Rubiyem dapat merekrut tiga orang pegawai. Hal ini tentu menandakan betapa nikmat dan tenarnya sop senerek Bu Rubiyem.
Kehidupan dan usaha yang terbilang sudah stabil pun harus kandas diterjang pandemi. Penjualan Bu Rubiyem mengalami penurunan omset mencapai 50% per bulan. Bu Rubiyem juga terpaksa mengurangi satu dari ketiga karyawannya. Meskipun demikian, Bu Rubiyem tidak khawatir.
"Saya gak khawatir, soalnya tim Amartha bantu saya cari jalan keluar supaya warung saya ramai lagi," ujarnya.
Sebagai informasi, Amartha merupakan perusahaan investasi yang menghubungkan pendana kepada perempuan pengusaha mikro di pedesaan. Dibantu dengan lebih dari 3.000 tim Business Partner, Amartha telah memberdayakan perempuan-perempuan di Pulau Jawa, Sumatera, dan Sulawesi.
Berdasarkan Laporan Akuntabilitas Sosial tahun 2019, sebanyak 41% mitra Amartha berhasil keluar dari garis kemiskinan setelah bergabung selama 2 tahun.
Untuk pendana yang ingin memberdayakan perempuan pengusaha mikro dapat berinvestasi di Amartha mulai dari 3 juta Rupiah dengan proyeksi bagi hasil hingga 15% flat per tahun.
Artikel Terbaru
Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutnya
Artikel Terkait
Ada pertanyaan seputar artikel di blog Amartha? atau ingin mengirimkan artikel terbaik kamu untuk di publish di blog Amartha?
Hubungi Kami SEKARANG
