

Apa Itu Sandwich Generation, dan Kenapa Bisa Terjadi?
By Tim Blog Amartha - 17 Oct 2024 - 3 min membaca
Apa itu sandwich generation jadi pertanyaan yang pasti pernah terlintas di pikiran kamu. Istilah tersebut banyak bermunculan di konten media sosial para sandwich generation yang berbagi kisah hidupnya. Ada yang mengeluh, namun ada juga yang saling menguatkan.
Menurut survei DataIndonesia.id pada 2023, 46,3% generasi Z di Indonesia menjadi generasi sandwich, di mana mereka bertanggung jawab untuk menghidupi diri sendiri, orang tua, dan anaknya dalam waktu yang bersamaan. Akibatnya, 73,38% gen Z yang menjadi generasi sandwich merasa bersalah jika tidak memenuhi kebutuhan keluarga dan 66,19% juga merasa khawatir terhadap masa depan dirinya.
Sebanyak 51,8% gen z yang menjadi generasi sandwich mengaku sulit memiliki tabungan pribadi atau keluarga inti. Lalu, 40,29% dari mereka mengalami stres dan burnout.
Llau kira-kira, apa sebenarnya makna dari sandwich generation itu sendiri dan mengapa bisa terjadi? Amartha membahasnya lebih lengkap dalam artikel ini. Mari temukan jawabannya dengan menyimak hingga akhir!
Apa Itu Sandwich Generation
Sandwich generation adalah generasi yang mengharuskan seseorang menggunakan penghasilannya untuk turut menghidupi generasi atas (orang tua) dan generasi bawah (anak). Sedangkan, diri sendiri berada di tengah-tengah dan terhimpit dua generasi tersebut layaknya sebuah sandwich.
Analogi tersebut pertama kali dibuat menjadi istilah ‘sandwich generation’ oleh Dorothy A. Miller melalui bukunya ‘Social Work (1981)’. Dorothy sendiri merupakan profesor dan juga direktur praktikum di University of Kentucky yang berlokasi di Lexington, Amerika Serikat.
Pada analogi Dorothy, orang tua dan anak diibaratkan sebagai roti sandwich lapisan atas dan bawah. Sementara itu, isian sandwich seperti daging atau ayam mengacu pada seseorang yang menjadi generasi sandwich dan harus diapit oleh dua lapisan roti tersebut.
Kategori Generasi Sandwich Generation
Membahas apa itu sandwich generation tidak lengkap bila belum menjelaskan apa saja kategori yang termasuk ke dalamnya. Kamu yang berusia mulai dari 30 tahun sampai dengan 60 tahun lebih rentan menjadi sandwich generation.
Seorang ahli penuaan dan perawatan lansia bernama Carol Abaya membagi sandwich generation menjadi tiga kategori, yaitu:
1. The Traditional Sandwich Generation
Kategori pertama sandwich generation adalah jenis tradisional yang umumnya merupakan orang dewasa berusia 40 hingga 50 tahun. Generasi ini mempunyai tanggung jawab pada orang tuanya yang telah lanjut usia. Namun, masih harus memerhatikan anak-anaknya yang sedang dalam masa tumbuh kembangnya.
2. The Club Sandwich Generation
Selanjutnya, terdapat kategori the club sandwich generation yang rentang usianya mulai dari 30 tahun sampai dengan 60 tahun. Kamu yang termasuk generasi ini tidak hanya harus merawat anak dan orang tua. Tetapi, juga memerhatikan cucu, nenek, serta kakeknya.
3. The Open Faced Sandwich Generation
The open faced sandwich generation adalah kategori terakhir yang tidak memiliki batasan usia. Bagi kamu yang aktif menghidupi dan merawat keluarga yang telah lanjut usia, terutama orang tua, kamu bisa disebut sebagai the open faced sandwich generation.
Kategori ini juga mencakup kelompok dewasa yang masih single maupun sudah menikah, namun belum mempunyai anak. Jadi, tanggung jawabnya cenderung fokus untuk merawat dan menghidupi orang tua atau saudara kandungnya.
Mengapa Sandwich Generation Bisa Terjadi dan Dampaknya
Kini kamu lebih paham apa itu sandwich generation dan kategorinya. Mari lanjutkan dengan membahas penyebab fenomena ini bisa terjadi serta dampak yang muncul akibatnya sebagai berikut:
Penyebab Fenomena Sandwich Generation
Salah satu faktor yang memicu terciptanya sandwich generation adalah ketidakmampuan finansial. Untuk faktor selengkapnya, simak di bawah ini:
1. Ketidakmampuan Finansial
Ketidakmampuan dalam mengelola finansial merupakan faktor pertama yang menyebabkan seseorang terjebak menjadi sandwich generation. Contohnya, orang tua yang tidak menyiapkan tabungan hari tua hingga tidak menyimpan dana darurat.
Akibatnya, orang tua harus bergantung pada anak karena tidak memiliki cukup simpanan untuk membiayai kehidupan hari tuanya. Terlebih saat orang tua sudah pensiun dan tidak aktif bekerja sehingga sumber penghasilan utamanya sudah hilang.
2. Sudah Dianggap Lumrah
Negara berkembang hingga kini masih kesulitan memberantas fenomena sandwich generation. Banyak yang memahami apa itu sandwich generation sebagai hal yang lumrah. Seseorang yang bekerja keras menghidupi hampir seluruh anggota keluarga dianggap menjadi fenomena biasa.
Risiko dari hal tersebut adalah pada anak-anaknya. Mereka kelak bisa menerapkan hal serupa, yakni menggantungkan diri pada anak-anaknya juga ketika hari tua tiba. Kamu harus memutus mata rantai generasi sandwich dan menjadi mandiri secara finansial agar tidak bergantung pada anak di masa tua.
3. Mengutamakan Keinginan Daripada Kebutuhan
Faktor satu ini juga bisa mendorong munculnya sandwich generation. Dasarnya sama, yaitu ketidakmampuan mengelola finansial. Jadi, kekayaan yang dimiliki digunakan untuk membeli keinginan daripada memenuhi kebutuhan karena tidak bisa menentukan prioritas.
Dampak Sandwich Generation
Apa itu sandwich generation dan penyebabnya merujuk pada berbagai dampak bagi yang mengalaminya sebagai berikut:
1. Tingginya Tingkat Stres
Saat kamu harus membiayai banyak anggota keluarga, maka kamu lebih berpotensi mengalami stres. Hal tersebut diakibatkan kekhawatiran yang muncul apabila belum mampu membiayai salah satu generasi.
Kamu bahkan tidak dapat menyisihkan penghasilan lalu memasukkannya ke tabungan atau untuk digunakan sendiri. Prioritas kamu hanya memenuhi dan menanggung kebutuhan hidup keluarga atau anakmu.
2. Lelah Fisik dan Mental
Ketika kamu mengalami stres berkepanjangan, maka hasilnya adalah burnout yang melelahkan fisik serta mental. Belum lagi ditambah beban pekerjaan yang kian menumpuk.
Apabila hal tersebut terjadi, maka kamu cenderung mengalami masalah fisik seperti pusing, kebotakan dini, hingga kelelahan yang berlarut-larut. Tidak hanya itu, kamu pun berisiko mengalami kondisi mental seperti depresi akut hingga serangan panik (panic attack).
3. Rentan Merasa Khawatir
Dampak berikutnya dari mengalami apa itu sandwich generation adalah kerentanan untuk merasa khawatir. Khususnya ketika sesuatu terjadi di luar dugaan dan rencana. Sebagai contoh, orang tua dan anak yang sakit secara bersamaan.
Hal tersebut berarti pengeluaran yang dibutuhkan lebih tinggi. Apabila keuangan sedang surut, maka generasi sandwich otomatis sering khawatir dan cemas. Ini karena keharusan untuk membuat keputusan dan pilihan yang cepat ketika keadaan sedang sulit.
Cara Memutus Rantai Sandwich Generation
Berikut tips untuk memutus rantai sandwich generation, kamu bisa melakukan berbagai cara di bawah ini:
1. Rutin Mencatat Pemasukan dan Pengeluaran
Pastikan kamu memonitor dan mengelola keuangan secara bijak dengan rutin mencatat pemasukan serta pengeluaran. Ini membantu kamu menghilangkan pengeluaran yang tidak diperlukan, sehingga pemasukan bisa dialokasikan membiayai kebutuhan yang lebih penting.
2. Memiliki Passive Income atau Sumber Pendapatan Lain
Seorang sandwich generation sangat perlu untuk memiliki banyak sumber penghasilan. Umumnya, generasi sandwich akan mencari sumber penghasilan tambahan selain dari pekerjaan utamanya. Misalnya, memiliki bisnis sampingan dan menjadi freelancer. Sehingga kamu tidak kebingungan apabila sewaktu-waktu membutuhkan dana besar untuk kebutuhan yang mendadak.
Putuskan rantai generasi sandwich dengan raih pendapatan tambahan melalui konversi saldo jadi pendanaan. Yuk, dapatkan imbal hasil pasif mingguan dengan lakukan pendanaan pada UMKM pilihan dengan Celengan! Mulai dari Rp 100.000 aja dan kelipatannya, kamu bisa mempersiapkan financial jadi lebih baik.
3. Mendiskusikannya dengan Kerabat
Kamu pun bisa berdiskusi dengan kerabat yang dipercaya untuk membagi beban finansial keluarga. Contohnya, ajaklah saudara kandung yang telah bekerja untuk menanggung kebutuhan keluarga bersama. Jadi, kamu bisa menyisihkan penghasilan untuk keperluan pribadi karena tidak lagi menanggung beban finansial sendirian.
Inilah beberapa informasi mengenai generasi sandwich serta tips untuk memutus rantainya. Yuk, mulai merencanakan masa depan finansial dengan baik agar kamu dapat memutus siklus beban finansial ini bagi keturunan selanjutnya.
Yuk, download dan daftar Celengan sekarang!
Artikel Terbaru
Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutnya
Artikel Terkait
Ada pertanyaan seputar artikel di blog Amartha? atau ingin mengirimkan artikel terbaik kamu untuk di publish di blog Amartha?
Hubungi Kami SEKARANG
