small_6-cara-nabung-buat-beli-rumah-milenial-dan-gen-z-wajib-tahu.jpeg

thumbnail_6-cara-nabung-buat-beli-rumah-milenial-dan-gen-z-wajib-tahu.jpeg

6-cara-nabung-buat-beli-rumah-milenial-dan-gen-z-wajib-tahu.jpeg

Milenial dan Gen Z sudah tahu belum cara nabung buat beli rumah? Walaupun pendapatan masih kecil, tidak ada salahnya untuk mempelajari hal ini mulai dari sekarang. Hal ini dikarenakan setiap tahun, harga rumah dan tanah akan terus naik.



Walaupun tidak harus punya, memiliki hunian impian tentu akan jadi aset berharga kedepannya. Terutama untuk kamu yang ingin membangun keluarga bahagia. Yuk, simak artikel di bawah tentang cara menabung beli rumah tanpa KPR.



<h2>6 Cara Nabung Buat Beli Rumah</h2>



Berikut cara cerdas yang bisa kamu ikuti agar impian mempunyai rumah idaman bisa segera terwujud.



<h3>1. Lunasi dan Hindari Utang</h3>



Mengajukan pinjaman dan menabung memang bisa dilakukan secara bersamaan. Akan tetapi, hal ini akan membuat fokus menabung bisa pecah di masa mendatang. Lebih bahaya lagi jika tabungan yang disiapkan malah dipakai untuk membayar utang.



Hal ini tidak baik bila kamu sedang mencari cara menabung untuk menikah dan beli rumah. Bukannya terkumpul, tabungan malah terus berkurang. Jadi, lunasi dulu segala utang dan hindari untuk mengajukan pinjaman kalau manfaatnya tidak signifikan.



<h3>2. Tentukan Harga Rumah Incaran dan Tanggal Pembelian</h3>



Setelah hutang lunas, kamu dapat mulai mencari daftar rumah dengan harga yang sesuai dengan estimasi total akhir tabungan. Kemudian, tetapkan tanggal kapan rumah akan dibeli. Ini akan membantu kamu dalam membuat rencana keuangan yang objektif.



<h3>3. Tetapkan Target dan Channel Menabung</h3>



Berapa jumlah uang yang bisa kamu sisihkan per bulan? Kalkulasi semua kebutuhan dasar dan darurat secara realistis, lalu segera pisahkan dana yang ingin ditabung. Ingat, konsistensi adalah kunci.



Jika kamu belum terbiasa menyisihkan dana, coba buat jadwal investasi atau aktifkan automatic debit. Banyak aplikasi finansial yang menyediakan sistem otomatisasi agar dana langsung diambil dari tabungan sumber di tanggal tertentu.



<pre class="wp-block-preformatted">Baca Juga: <a href="https://amartha.com/blog/work-smart/tips-menabung-untuk-beli-rumah/" target="_blank" rel="noreferrer noopener">Cara Menghitung Budget Bulanan untuk Beli Rumah Pertamamu</a></pre>



<h3>4. Mulai Gaya Hidup Hemat</h3>



Cara nabung buat beli rumah selanjutnya adalah dengan memulai gaya hidup hemat. Pola hidup konsumtif tidak bisa sejalan dengan menabung. Jadi, beli kebutuhan yang benar-benar dasar dan penting saja. Stop dulu lihat diskon atau promo besar-besaran. 



<h3>5. Mencari Sumber Penghasilan Tambahan</h3>



Untuk mempercepat proses menabung, kamu harus siap mencari sumber penghasilan tambahan yang lain. Freelancing merupakan salah satu jalan atau cara menabung 50 juta dalam setahun.



Pelajari keahlian yang sedang banyak peminatnya seperti menulis, membuat konten media sosial atau website, fotografi, video editing, dan lainnya. Kamu juga bisa coba berjualan secara online dengan total keuntungan sekitar 1 juta per minggu.



<h3>6. Tingkatkan Portofolio Investasi</h3>



Investasi tersedia dalam berbagai jenis instrumen dari risiko yang rendah hingga tinggi sesuai dengan kemampuan finansialmu. Pelajari dulu detail setiap instrumen agar kamu tidak salah pilih.



Contoh jenis investasi yang bisa kamu manfaatkan dengan risiko rendah yaitu investasi deposito, reksadana, emas, Peer to Peer Lending (P2P), microfinance marketplace, obligasi, dan valuta asing.



Demikianlah 6 cara nabung buat beli rumah yang bisa kamu terapkan sekarang juga. Kunci suksesnya adalah konsistensi. Jadi, hindari dulu perilaku konsumtif yang bisa membuat kamu bersedih di akhir bulan nanti. 



Selain menabung, kamu juga bisa mempercepat pengumpulan dana tabungan dengan menjadi lenders di Amartha untuk mendapatkan passive income. Amartha adalah platform microfinance marketplace telah terdaftar dan diawasi di OJK. Modalin UMKM mulaii Rp100.000 saja, kamu bisa mendapatkan imbal hasil hingga 15% flat per tahun. Yuk, mulai mendanai di Amartha!



Download aplikasi Amartha di <a href="https://amartha.onelink.me/ZC6C/hn9rrbn8" target="_blank" rel="noreferrer noopener">Android</a> Download aplikasi Amartha di <a href="https://amartha.onelink.me/fUOv/hxcq7mtv" target="_blank" rel="noreferrer noopener">iOS</a>



<div class="wp-block-buttons">
<div class="wp-block-button"><a class="wp-block-button__link has-vivid-purple-background-color has-background" href="https://amartha.com/id_ID/" style="border-radius:30px">Daftar Sekarang</a></div>
</div>

6 Cara Nabung Buat Beli Rumah, Milenial dan Gen Z Wajib Tahu

small_renovasi-rumah-kpr.png

thumbnail_renovasi-rumah-kpr.png

renovasi-rumah-kpr.png

Belum lama ini, di media sosial ramai seputar keluhan dari seseorang yang sedang mengambil rumah lewat skema <a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/perbedaan-skema-pembiayaan-rumah-syariah-dan-konvensional-2/" data-type="post" data-id="7706" target="_blank" rel="noreferrer noopener">KPR (Kredit Pemilikan Rumah)</a>. Keluhan ini menjadi ramai karena sang pemilik rumah ini hendak melakukan renovasi, namun ditegur oleh developer perumahannya.



Sang pemilik rumah mengeluh di media sosial bahwa ia merasa tidak bersalah untuk melakukan renovasi rumahnya karena merasa tidak lagi punya urusan dengan developer. Menurutnya, setelah mengambil rumah dengan skema KPR, urusannya saat ini hanya dengan pihak bank sebagai pemberi kredit.



<a href="https://amartha.com/blog/home/sesudah-menikah-dan-punya-anak-lebih-baik-beli-rumah-sendiri-atau-tetap-menyewa/" data-type="post" data-id="11122" target="_blank" rel="noreferrer noopener">Sesudah Menikah dan Punya Anak, Lebih Baik Beli Rumah Sendiri Atau Tetap Menyewa?</a>



Lantas, sebenarnya apakah diperbolehkan merenovasi rumah yang dibeli lewat skema KPR (Kredit Pemilikan Rumah)? 



Pada dasarnya, <a href="https://amartha.com/blog/home/anti-jebol-ini-tips-menekan-biaya-renovasi-rumah/" data-type="post" data-id="8733" target="_blank" rel="noreferrer noopener">renovasi rumah</a> dilakukan supaya semakin bagus dan membuat pemiliknya semakin nyaman. Namun, ada yang perlu diperhatikan saat ingin melakukan renovasi rumah, terutama rumah KPR. Pasalnya, developer biasanya memiliki aturan tersendiri.



Dikutip dari Detik.com, Direktur Pemasaran Daun Karya, Marsudi menjelaskan bahwa developer biasanya memiliki aturan untuk tampak depan rumah. Dia mengatakan, setiap pengembang memiliki aturan yang berbeda-beda. Meski begitu, konsep perumahan biasanya dijelaskan di awal ketika pembeli bertemu dengan tenaga pemasaran.



"Pada umumnya, developer akan menginformasikan konsep perumahan yang lengkap kepada calon pembeli. Lalu saat akad kredit akan dijelaskan juga apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan," terangnya.



Perlu kamu tahu, peraturan atau larangan mengubah tampak depan ini biasanya agar perumahan terlihat teratur serta tampak rapi. Kemudian, saat membangun rumah yang dijual, developer membangun berdasarkan izin mendirikan bangunan (IMB) yang sudah dikantongi sebelumnya. Karena itu, pembangunan memang harus sesuai dengan IMB yang didaftarkan.



Jadi, sebelum merenovasi besar-besaran, IMB yang baru tetap harus diurus. Namun, untuk rumah KPR IMB bisa diambil saat cicilan sudah lunas di bank.



"IMB dan sertifikat itu jadi satu, kalau mau urus IMB baru, ya mungkin akan sulit kalau belum lunas. Karena kalau mau renovasi besar-besaran itu setiap unit yang dibangun sudah seharusnya memiliki izin mendirikan bangunan," tambah Marsudi.



<a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/bisakah-membeli-rumah-setelah-pensiun/" data-type="post" data-id="10627" target="_blank" rel="noreferrer noopener">Bisakah Membeli Rumah Setelah Pensiun?</a>



Lebih lanjut, kata Marsudi, pemilik rumah juga harus memperhatikan fasilitas umum seperti parit, sampai taman yang ada di perumahan ketika ingin melakukan renovasi.



"Jadi dilarang itu mengubah atau menutup parit, karena itu adalah sarana umum di perumahan tidak boleh ditutup total," jelasnya.



Terakhir, pemilik rumah tetap harus memperhatikan tetangga sekitar. Saat melakukan renovasi, pemilik rumah harus mendapat izin dan siap bertanggung jawab jika terjadi kerusakan di tetangga sekitar saat proses pembangunan.

Mau Renovasi Rumah KPR, Emang Boleh?

medium_bisakah-membeli-rumah-setelah-pensiun.jpeg

small_bisakah-membeli-rumah-setelah-pensiun.jpeg

thumbnail_bisakah-membeli-rumah-setelah-pensiun.jpeg

bisakah-membeli-rumah-setelah-pensiun.jpeg

Corona mengubah tujuan keuangan sebagian masyarakat kita. Banyak tujuan keuangan yang harus mundur target dari sebelumnya karena ekonomi yang turut sulit. Misal membeli rumah di umur 40 tahun menjadi ke umur 60 tahun atau saat pensiun. Pertanyaannya, apakah tidak apa-apa membeli rumah di usia tua? 



Hal serupa terjadi juga di Jepang. Banyak pekerja kantoran yang semasa mudanya nomaden dari satu tempat tinggal ke tempat tinggal lainnya. Bahkan hal tersebut sudah terjadi sejak tahun 1980-an atau di era Showa dan Heisei. Pekerja kantoran di Jepang umumnya pensiun setelah berusia 60 tahun.



<a href="https://amartha.com/blog/pendana/lifestyle/untung-rugi-beli-rumah-vs-sewa-rumah-2/">Untung Rugi Beli Rumah Vs Sewa Rumah</a>



<h2>Manfaat Membeli Rumah di Usia 60 Tahun&nbsp;</h2>



Kebanyakan orang Jepang sangat berorientasi pada rumah. Bahkan prosentase tingkat kepemilikan rumah orang-orang Jepang mencapai angka 61,2%. Menariknya lagi, lebih dari separuhnya merupakan rumah sendiri.&nbsp;



Khususnya bagi pekerja yang kerap berpindah, saat pensiun tentu ingin membeli rumah. Sama seperti di Indonesia, orang Jepang menganggap dapat membeli rumah adalah salah satu pencapaian yang begitu besar. Ada keuntungan tertentu ketika membeli rumah pada usia tersebut dibanding 20 atau 30 tahun sebelumnya. 



Apabila saat usia 60an tahun membeli rumah, maka hal tersebut bisa disebut sebagai aset. Akan tetapi, saat di usia muda maka pembelian rumah dapat dianggap sebagai hutang. Dengan memiliki cukup dana di masa pensiun, maka bisa sangat menguntungkan saat membeli rumah. 



<h2>Pertimbangkan Beberapa Hal Sebelum Membeli Rumah&nbsp;</h2>



Sebelum membeli rumah di usia tua, kita harus mempertimbangkan beberapa hal terlebih dahulu termasuk fisik. Perhatikan dengan seksama soal desain rumah, apakah ada masalah ketika harus naik turun tangga atau tidak. Belum lagi anak yang sudah menikah dan ingin agar tinggal bersama.



Kedua hal tersebut tentu penting dipikirkan. Asumsikan sebelum membeli rumah agar kiranya rumah tersebut kelak bisa dijual kembali. Maka dari itu, pilihlah rumah yang berada di daerah nyaman dan strategis. Misalnya, akses transportasi mudah, nyaman ditinggali dan memiliki risiko bencana alam rendah. 



<a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/perhatikan-biaya-ini-ada-saat-kamu-membeli-rumah/">Biaya-biaya Ini Ada Saat Ingin Membeli Rumah</a>



<h2>Perhatikan Perencanaan Keuangan&nbsp;</h2>



Umumnya pekerja kantoran yang pensiun di umur 60-an tahun di Jepang akan mendapatkan tunjangan. Akan tetapi, sebaiknya jangan gegabah untuk mengalokasikan semuanya dalam pembelian rumah. Tetaplah prioritaskan pengamanan hidup terlebih dahulu untuk hari tua. 



Anda perlu melakukan perkiraan yang pasti. Hitung secara seksama pendapatan Anda nantinya setelah pensiun, apakah masih bisa mencukupi atau tidak. Hitung juga pendapatan pasangan, apakah masih bisa memberikan kesejahteraan di masa tua nanti atau tidak. 



<h2>Beli Dengan Dana Pinjaman atau Cash?</h2>



Walaupun pinjaman dana selalu tersedia, namun hal tersebut bergantung pada syarat dan ketentuan dari masing-masing lembaga penyedia pinjaman. Di Jepang, umumnya persyaratan pendaftaran untuk pinjaman dana memang di bawah 70 tahun dengan jangka waktu minimumnya adalah 10 tahun.



Sementara di Indonesia, umumnya karyawan dapat mengajukan pinjaman untuk membeli rumah dengan maksimal umur saat kredit berakhir di 55 tahun dan profesional atau pengusaha di umur 60 tahun.



Bagaimana dengan membeli rumah secara cash? 



Tentu tidak ada salahnya membeli rumah saat pensiun, asalkan dananya sudah tersedia dan direncanakan sejak muda. Semuanya kembali lagi pada proses perencanaan keuangan. Misalkan kamu sudah melakukan <a href="https://amartha.com/id_ID/">investasi sejak dini</a> dengan beberapa perkiraan risiko dan keuntungan yang mencukupkan untuk membeli rumah saat tua dengan cash.



Sebagai informasi, Amartha adalah <a href="https://amartha.com/id_ID/">perusahaan investasi P2P Lending</a> yang menawarkan keuntungan sampai 15% flat per tahun. Amartha menghubungkan pendana kepada peminjam khususnya perempuan pengusaha mikro di pedesaan. Amartha juga telah memiliki izin usaha dan terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). 



Yang perlu diperhatikan adalah harga rumah yang ingin dibeli, setiap tahun harga properti di Indonesia mengalami kenaikan sekitar 10-15 persen. Apabila hal ini sudah masuk dalam hitungan kamu, maka tidak masalah membeli rumah di masa tua.

Bisakah Membeli Rumah Setelah Pensiun?

medium_untung-rugi-beli-rumah-vs-sewa-rumah-2.jpeg

small_untung-rugi-beli-rumah-vs-sewa-rumah-2.jpeg

thumbnail_untung-rugi-beli-rumah-vs-sewa-rumah-2.jpeg

untung-rugi-beli-rumah-vs-sewa-rumah-2.jpeg

Memiliki rumah atau properti tentunya impian banyak orang, apalagi bagi generasi muda yang digadang-gadang tidak bisa memiliki rumah di masa mendatang. Sayangnya, yang sering terjadi adalah biaya yang diperlukan sangat besar atau mungkin terlampau tidak mungkin. Akhirnya banyak orang yang memilih untuk menyewa rumah sebelum akhirnya membeli rumah sendiri.

Sebelum memutuskan untuk membeli atau menyewa rumah, pahami lebih dalam lagi mengenai kekurangan dan kelebihan antara sewa dan beli rumah melalui penjelasan di bawah ini:
<h2>Keuntungan Sewa Rumah</h2>
<ul>
 	<li>Sewa rumah memberikan keuntungan untuk yang tidak mampu membeli rumah di lokasi yang strategis.</li>
 	<li>Penyewa rumah tidak akan dibebani perawatan rumah atau properti yang ditempati karena hal itu adalah tanggung jawab pemilik rumah.</li>
 	<li>Sewa rumah tidak memerlukan komitmen jangka panjang sehingga mudah untuk berpindah tempat tinggal dalam waktu singkat, apalagi dituntut oleh pekerjaan yang harus berpindah-pindah.</li>
 	<li>Harga sewa rumah pastinya lebih murah daripada membeli rumah sehingga memiliki uang lebih untuk digunakan berinvestasi.</li>
</ul>
&nbsp;

Jika kita beralih dan perhatikan tentang <a href="https://amartha.com/id_ID/">peer to peer lending</a>, kamu sudah bisa berinvestasi dengan memberdayakan pelaku usaha mikro di pedesaan dan mendapatkan keuntungan sampai 15% per tahun. Keuntungan dari hasil investasi ini tentunya bisa disimpan untuk dana darurat hingga membeli rumah.

Meskipun ada banyak keuntungan yang diraih ketika memiliki rumah sendiri, ada beberapa kekurangan yang harus dipertimbangkan sebelum menyewa rumah. Berikut kekurangannya:
<h2>Kerugian Sewa Rumah</h2>
<ul>
 	<li>Sebagai penyewa, tentunya harus mengikuti aturan perjanjian sewa yang disyaratkan oleh pemilik rumah.</li>
 	<li>Tidak bisa mengubah interior rumah atau properti yang disewa tanpa persetujuan pemilik.</li>
 	<li>Biaya sewa yang dibayarkan tergantung tingkat inflasi. Artinya biaya sewa bisa meningkat setiap tahunnya.</li>
 	<li>Masa sewa bisa sewaktu-waktu berubah tergantung keinginan pemilik rumah.</li>
</ul>
<blockquote>
<h2>Baca Juga: <a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/miliki-rumah-pertamamu-dengan-5-strategi-berikut/">Miliki Rumah Pertamamu dengan 5 Strategi Berikut!&nbsp;</a></h2>
</blockquote>
&nbsp;
<h2>Keuntungan Membeli Rumah</h2>
<ul>
 	<li>Memiliki properti berupa rumah merupakan investasi jangka panjang yang menguntungkan. Pasalnya, harga properti akan mengalami kenaikan harga setiap tahunnya.</li>
 	<li>Masa depan keluarga lebih terjamin karena rumah ini bisa diwariskan.</li>
 	<li>Apabila suatu hari membutuhkan modal besar untuk membuka usaha, rumah bisa dijadikan sebagai jaminan untuk pengajuan dana ke bank.</li>
</ul>
&nbsp;

Berikut kerugian yang perlu kamu pertimbangkan saat membeli rumah:
<h2>Kerugian Membeli Rumah</h2>
<ul>
 	<li>Nilai investasi untuk membeli rumah sangat besar. Jika salah memilih lokasi seperti tidak ramah transportasi dan banjir, maka harus siap-siap terjebak dalam waktu yang lama.</li>
 	<li>Biaya perawatan rumah juga besar. Tak hanya renovasi akibat rusak karena pemakaian, pembayaran pajak juga perlu diperhatikan ya.</li>
 	<li>Jika membeli dengan sistem kredit dan mengalami macet di tengah jalan oleh pihak properti, akan berisiko pada hilangnya uang yang selama ini telah dibayarkan.</li>
</ul>
&nbsp;

Nah itulah beberapa keuntungan dan kerugian yang akan didapatkan saat membeli atau menyewa rumah. Pertimbangkan lagi dengan matang beberapa hal sebelum memutuskan untuk membeli atau menyewa rumah ya!

Untung Rugi Beli Rumah VS Sewa Rumah

Tag: beli rumah