large_4-metode-budgeting-efektif-atur-keuangan-bulanan.jpeg

medium_4-metode-budgeting-efektif-atur-keuangan-bulanan.jpeg

small_4-metode-budgeting-efektif-atur-keuangan-bulanan.jpeg

thumbnail_4-metode-budgeting-efektif-atur-keuangan-bulanan.jpeg

4-metode-budgeting-efektif-atur-keuangan-bulanan.jpeg

Tahukah kamu jika kemampuan dalam mengelola keuangan atau budgeting sangat penting dampaknya terhadap hidup kita. Meski terkesan sulit untuk dilakukan, namun budgeting anggaran atau rencana keuangan wajib untuk diterapkan untuk mengetahui bagaimana flow keuangan yang kita miliki.Jangan khawatir bagi kamu yang baru akan memulai menerapkan perencanaan keuangan, kamu bisa ikuti empat metode budgeting berikut ini.<img src="https://access.amartha.com:443/uploads/persiapan_keuangan_ramadhan_15683732f5.jpg" alt="metode budgeting">&nbsp;<h2>1. Metode Budgeting 50:30:20</h2>Pertama, kita mulai dari yang paling banyak dibahas oleh financial planner. Metode 50:30:20 ini mungkin adalah metode yang paling sering kamu dengar dan jumpai di berbagai tips keuangan.Umumnya metode ini membagi budget yang kamu punya menjadi 3 bagian, yakni: 50% untuk kebutuhan utama seperti biaya sewa rumah, biaya makan, transportasi, utilitas, asuransi kesehatan, pembayaran hutang, pajak dan juga cicilan bulanan.30% untuk keinginan mencakup segala sesuatu yang dirasa menjadi kebutuhan sekunder seperti liburan, gadget baru, makan di luar, belanja, dan kesenangan lainnya. Kategori ini juga dapat mencakup peningkatan kebutuhan lifestyle, misalnya mengganti mobil dengan kualitas yang lebih baik meski lebih mahal.20% sisihkan sebagian untuk tabungan dan investasi jangka panjang, kategori ini termasuk ke dalam kategori dana darurat, tabungan pensiun, dan investasi lainnya seperti pendanaan. Biasanya para financial planner merekomendasikan untuk menyiapkan dana darurat sekitar 3-6 kali pengeluaran bulanan, untuk menutupi biaya hidup jika sewaktu-waktu diperlukan.<h2>2. Metode Budgeting 80:20</h2>Metode 80:20 ini sering disebut juga sebagai metode Pareto yang berfokus pada prioritas dan efisiensi pembagian keuangan. Cocok untuk kamu yang tidak ingin ribet dan pusing dalam budgeting bulanan, metode 80:20 pembagiannya sangat sederhana dan hanya butuh efisiensi.Pembagiannya adalah 80% dari penghasilan untuk biaya hidup sehari-hari, mulai dari biaya sewa, transportasi, utilitas, asuransi atau cicilan bulanan, makan, belanja, hingga hiburan. Jika kebutuhanmu lebih dari 80% dari penghasilanmu setiap bulan, kamu harus mencari hal yang perlu dihilangkan, digantikan atau dikurangi nominalnya.Sedangkan pembagian 20%-nya adalah besaran tabungan masa depan atau investasi. Meski begitu, tak ada salahnya juga kalau kamu bisa menabung lebih dari 20% penghasilanmu.<h2>3. Metode Jar</h2>Metode selanjutnya adalah metode budgeting jar atau metode toples yang mungkin pernah kamu lakukan semasa jadi mahasiswa. Metode lawas ini dinilai cukup efektif dan mudah untuk dilakukan. Metode ini adalah di mana kamu diwajibkan untuk membagi pengeluaran menjadi enam “toples” alias enam kelompok yang lebih spesifik dan detail.Untuk besarannya kamu bisa disesuaikan dengan preferensi sendiri atau dengan pengeluaran yang biasa kamu butuhkan setiap bulannya dengan pertimbangan yang dimiliki.Misalnya saja 55% untuk keperluan bulanan, 10% untuk keperluan hiburan, 10% untuk tabungan, 10% untuk keperluan edukasi atau investasi, 10% kebutuhan pribadi, dan 5% untuk lainnya.<h2>4. Metode Kakeibo</h2>Kamu merasa boros dan sulit menabung? Nah, mungkin ini saatnya kamu mencoba teknik Kakeibo atau metode jitu menabung dan hidup hemat ala masyarakat Jepang.Masyarakat Jepang memiliki tradisi sejak lama dalam kebiasaan berbelanja. Teknik ini disebut Kakeibo yang secara harfiah memiliki arti 'seni penganggaran manual'.Dalam penerapannya, ada empat pernyataan penting yang harus ditanyakan kepada diri kamu saat akan menerapkan konsep Kakeibo :<ul><li>Berapa banyak uang yang tersedia?</li><li>Berapa banyak yang dibelanjakan?</li><li>Berapa banyak yang harus disimpan?</li><li>Bagaimana caranya untuk meningkatkan proses penganggaran?</li></ul>Hal ini dilakukan untuk mengetahui berapa banyak uang yang perlu dikeluarkan serta melacak pengeluaran yang mungkin tidak ada di dalam daftar melalui cara manual seperti catatan pengeluaran harian yang menggunakan pena dan kertas.Saat mengadopsi metode budgeting Kakeibo, kamu bisa mendapatkan hasil terbaik dengan melakukan introspeksi dan merenungkan kebiasaan belanja yang selama ini dilakukan.Dengan kata lain, besaran budgeting yang kamu butuhkan bisa saja berbeda dari rumus atau metode dari financial planner berikan. Bisa juga terjadi perubahan setiap bulannya sesuai kebutuhan dan keadaan keuanganmu.Setelah mengetahui metode budgeting yang cocok denganmu, tidak ada salahnya untuk sisihkan tabungan dan mulai mendanai di Amartha. Dapatkan passive income dengan return yang cair setiap minggunya dengan imbal hasil hingga 15% flat per tahun!

4 Metode Budgeting Efektif Atur Keuangan Bulanan

small_financial-distress.jpeg

thumbnail_financial-distress.jpeg

financial-distress.jpeg

Kesulitan ekonomi akibat pandemi global membuat banyak orang atau perusahaan mengalami financial distress. Maka dari itu diperlukan kesadaran dalam mengelola keuangan.



Melalui artikel ini, Anda akan mengenal lebih dalam mengenai financial distress. Simak penjelasannya di bawah ini!



<h2>Pengertian Financial Distress</h2>



Financial distress adalah suatu kondisi di mana seseorang atau suatu perusahaan tidak dapat menghasilkan laba atau keuntungan yang cukup sehingga tidak bisa membayar kewajiban mereka.



Financial distress umumnya banyak dipakai dan ditemui pada keuangan suatu perusahaan. Meskipun demikian, financial distress juga dapat dipakai oleh perorangan atau individu karena memiliki dasar yang sama, pendapatan yang tidak sesuai dengan pengeluaran.



<a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/bisakah-merdeka-finansial-dengan-gaji-umr/" target="_blank" rel="noreferrer noopener" title="Bisakah Merdeka Finansial dengan Gaji UMR?">Bisakah Merdeka Finansial dengan Gaji UMR?</a>



<h2>Penyebab dan Gejala Financial Distress</h2>



Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan terjadinya financial distress. Secara garis besar, financial distress dapat disebabkan oleh pengeluaran yang lebih tinggi daripada pendapatan, aset tidak likuid yang sedikit, hingga kesalahan dalam merencanakan keuangan.



Bagi individu, financial distress biasanya disebabkan oleh tidak adanya perencanaan keuangan, memiliki banyak utang, pengeluaran yang besar, dan hilangnya sumber pendapatan.



Sementara bagi perusahaan, financial distress disebabkan oleh pengelolaan cash flow yang kurang baik, produk kurang laku, pengeluaran melebihi anggaran, biaya bahan baku yang tinggi, penyalahgunaan aset, hingga pengaruh perubahan kebijakan dari pemerintah.



Agar lebih memahami apakah saat ini sedang berada dalam kondisi finansial distress atau tidak, ada baiknya untuk melihat gejala-gejalanya.



Bagi seorang individu, gejala mengenai financial distress terjadi apabila seseorang kesulitan membayar kredit tepat waktu, <a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/manfaat-menerapkan-budgeting/" target="_blank" rel="noreferrer noopener" title="Sering Diabaikan, Inilah 4 Manfaat dari Menerapkan Budgeting">tidak mencatat keuangan pribadi</a>, memiliki utang lebih dari 30 persen, sering terpaksa meminjam uang pada keluarga atau teman, dan tidak memiliki dana darurat, tabungan, atau asuransi.



Adapun gejala financial distress suatu perusahaan yaitu mendapatkan margin keuntungan yang sedikit, pembeli tidak repeat order, tidak bisa membayar utang, dan kesulitan dalam mencapai Break Even Point (BEP).



<h2>Cara Mencegah Financial Distress</h2>



Kebangkrutan seseorang atau suatu perusahaan memang tidak dapat terhindarkan. Akan tetapi kondisi tersebut bisa dicegah dengan hal-hal di bawah ini:



<ol><li>Rasio utang tidak lebih dari 50% dari keseluruhan aset bersih</li><li>Menerapkan budgeting dan disiplin dalam penerapannya</li><li>Memiliki aset likuid. Untuk individu dapat dimulai dengan memiliki dana darurat atau tabungan sementara untuk perusahaan memiliki cash budget.</li></ol>



<h2>Cara Mengatasi Financial Distress</h2>



Langkah terakhir apabila sudah terjerat dalam financial distress adalah mengatasinya dengan kepala dingin. Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan:



<h3>1. Restrukturisasi Kredit</h3>



Cara pertama yang dapat dilakukan baik seseorang atau perusahaan yang mengalami financial distress adalah melakukan restrukturisasi kredit. Dalam hal ini adalah pemberian keleluasaan mengenai pembayaran kredit seperti penurunan suku bunga atau memperpanjang waktu kredit.



Waktu ini dapat dimanfaatkan untuk meninjau kembali <a href="https://amartha.com/blog/work-smart/apa-itu-business-plan-dan-manfaatnya-bagi-bisnis-kamu/" target="_blank" rel="noreferrer noopener" title="Apa Itu Business Plan dan Manfaatnya Bagi Bisnis Kamu?">bisnis plan</a> atau catatan keuangan.



<h3>2. Menekan Pengeluaran</h3>



Baik individu atau perusahaan, cara kedua ini perlu diterapkan apabila mengalami financial distress. Untuk individu bisa dimulai dengan mengurangi pengeluaran yang tidak perlu seperti hangout. 



Sementara untuk perusahaan bisa dengan memangkat budget marketing, pemotongan gaji atau bonus, hingga yang paling parah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK).



<h3>3. Meningkatkan Pendapatan</h3>



Cara yang terakhir ini lebih cocok untuk kasus financial distress yang dialami oleh individu. Misalnya dengan menjalankan bisnis online, bekerja freelance atau meningkatkan passive income melalui <a href="https://amartha.com/id_ID/" target="_blank" rel="noreferrer noopener" title="https://amartha.com/id_ID/">investasi</a>. 



Saat ini ada banyak instrumen investasi yang menawarkan keuntungan bersaing dengan modal kecil, contohnya adalah P2P Lending.



Cara kerja dari investasi P2P Lending adalah menghubungkan investor kepada peminjam melalui suatu platform secara online melalui website atau aplikasi. Pilihlah P2P Lending yang aman dan terpercaya seperti <a href="https://amartha.com/id_ID/" target="_blank" rel="noreferrer noopener" title="https://amartha.com/id_ID/">Amartha</a>.



<figure class="wp-block-image size-large td-caption-align-https://blog.amartha.com/wp-content/uploads/2021/01/WhatsApp-Image-2021-01-07-at-11.38.25-AM.jpeg"><img src="https://access.amartha.com:443/uploads/Whats_App_Image_2021_01_07_at_11_38_25_AM_1024x683_583d7efd2e.jpeg" alt="Amartha" class="wp-image-10177"/></figure>



Amartha merupakan pioneer P2P Lending di Indonesia yang menghubungkan pendana di kota kepada perempuan pengusaha mikro di pedesaan melalui pendampingan dan pelatihan usaha. 



Amartha mengadopsi sistem <a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/muhammad-yunus-grameen-bank-inspirasi-dalam-mendukung-perkembangan-umkm/" target="_blank" rel="noreferrer noopener" title="Muhammad Yunus &amp; Grameen Bank, Inspirasi dalam Mendukung Perkembangan UMKM Perempuan">Grameen Bank</a> yang dikemukakan oleh Muhammad Yunus, sehingga mitra tidak hanya mendapatkan modal usaha tetapi juga didampingi dan diberikan pelatihan yang sesuai agar dana pendana digunakan tepat sasaran dan dapat kembali tepat waktu.



Dari segi keuntungan, Amartha menawarkan bagi hasil hingga 15% flat per tahun. Amartha juga telah mendapatkan lisensi izin usaha dari OJK, lho.



Tertarik mendanai di Amartha? 



<div class="wp-block-buttons">
<div class="wp-block-button"><a class="wp-block-button__link has-vivid-purple-background-color has-background" href="https://dashboard.amartha.com/v4/daftar-pendana" target="_blank" rel="noreferrer noopener">Daftar sekarang!</a></div>
</div>

Mengenal Financial Distress, Faktor Penyebab, Cara Mencegah dan Mengatasinya

medium_rahasia-ini-cara-mudah-tambah-penghasilan-dan-kurangi-pengeluaran.jpeg

small_rahasia-ini-cara-mudah-tambah-penghasilan-dan-kurangi-pengeluaran.jpeg

thumbnail_rahasia-ini-cara-mudah-tambah-penghasilan-dan-kurangi-pengeluaran.jpeg

rahasia-ini-cara-mudah-tambah-penghasilan-dan-kurangi-pengeluaran.jpeg

Kekhawatiran tentang keuangan memang begitu beragam. Mulai dari anggaran kebutuhan rumah tangga, pinjaman, asuransi, tabungan, dana pendidikan dan masih banyak lagi. Biasanya kekhawatiran seperti ini justru muncul dari kalangan ibu-ibu rumah tangga. 



Justru sebagian dari mereka telah mendapatkan penghasilan bulanan sendiri. Seakan-akan penghasilan tersebut hanya mampu mencukupi kebutuhan harian saja, bahkan kurang. Tabungan tidak bertambah dan uang bonus dipakai untuk menutup pengeluaran terus-menerus. Bagaimana menyeimbangkannya?



<h2>Tinjau Kembali Kebiasaan Keuangan Anda</h2>



<figure class="wp-block-image size-large"><img src="https://access.amartha.com:443/uploads/Smart_Select_20210102_173103_Docs_b5e762f417.jpg" alt="" class="wp-image-10097"/></figure>



Keuangan rumah tangga yang kurang baik bisa disebabkan oleh beberapa hal. Misalnya kartu kredit dan pinjaman tertentu. Mungkin Anda akan mendapatkan kepuasan, akan tetapi sebetulnya hal tersebut bisa mengganggu kenyamanan keuangan Anda.&nbsp;



<h3>Kartu Kredit </h3>



Salah satunya <a href="https://amartha.com/blog/pendana/lifestyle/5-tips-trik-cermat-dalam-menggunakan-kartu-kredit/">kartu kredit</a>. Maka dari itu, penting sekali meninjau kembali kebiasaan keuangan semacam ini. Walaupun hanya benda kecil, akan tetapi bisa membahayakan anggaran keuangan Anda. Jika penggunaan kartu kredit menjadi candu bagi Anda, maka sebaiknya mulai hari ini hentikan.



<a href="https://amartha.com/blog/work-smart/kartu-kredit-syariah-ini-bedanya-dengan-kartu-kredit-konvensional/">Kartu Kredit Syariah dan Bedanya Dengan Kartu Kredit Konvensional</a>



<h3>Pinjaman Tertentu </h3>



Selain menghindari penggunaan kartu kredit, sebaiknya usahakan juga untuk meredam hasrat pinjaman tertentu. Misalnya, kredit sepeda motor, mobil bahkan rumah. Walaupun di awal mungkin masih baik-baik saja, akan tetapi bisa saja hal tersebut justru bisa mencekik leher Anda. 



<h2>Bagaimana Cara Mempertahankan Pengeluaran Agar Sesuai Pendapatan?</h2>



<figure class="wp-block-image size-large"><img src="https://access.amartha.com:443/uploads/income_outcome_dce63756d1.jpg" alt="" class="wp-image-10647"/><figcaption>Balance between income and outcome</figcaption></figure>



Ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan demi bisa mempertahankan pengeluaran agar sesuai dengan pendapatan. Untuk mempertahankan keuangan agar lebih sehat maka lakukan tinjauan ulang terhadap pengeluaran bulanan. Lihat kembali hal apa yang menjadi penting dan bagian mana yang mesti dikurangi.&nbsp;&nbsp;



<h3>Lihat Kebutuhan Paket Internet </h3>



Di era sekarang paket data internet telah menjadi kebutuhan primer. Meskipun demikian, Anda tetap perlu bijak dalam menggunakannya. Jika memang tujuannya untuk berkomunikasi, maka sebaiknya lakukan demikian. Hindari konsumsi data internet yang unfaedah.&nbsp;



<h3>Tinjau Pengeluaran Asuransi </h3>



Asuransi memang penting baik kesehatan, pendidikan dan sebaiknya. Akan tetapi, untuk lebih menyehatkan keuangan Anda ada baiknya memilih asuransi yang benar-benar dibutuhkan. Tidak semua jenis asuransi harus Anda ambil.&nbsp;



<h3>Berbelanja di Tempat Tepat </h3>



Buatlah daftar makanan yang harus Anda beli selama kurun waktu tertentu. Demi amannya anggaran keuangan Anda, maka berbelanjalah di tempat yang tepat. 



Saat Anda berbelanja di tempat yang semestinya, maka Anda bisa menghindari pengeluaran tajam yang tak terkira.  



<h2>Mulai dan Tambah Tabungan Anda&nbsp;</h2>



Kondisi tanpa tabungan sepeser pun merupakan hal yang sangat buruk dan harus dihindari. Setelah merealisasikan cara mempertahankan pengeluaran, maka berikutnya mulailah menabung dan terus perbanyak tabungan Anda.



Tabungan tentu sangat penting untuk mencukupi berbagai kebutuhan di masa yang akan datang. Walaupun Anda tidak dapat menghasilkan uang secara langsung dalam jumlah banyak, akan tetapi jika konsisten menabung sedikit demi sedikit tentu bisa sangat bermanfaat.



<figure class="wp-block-image size-large td-caption-align-https://blog.amartha.com/wp-content/uploads/2021/01/WhatsApp-Image-2021-01-07-at-11.38.25-AM.jpeg"><img src="https://access.amartha.com:443/uploads/Whats_App_Image_2021_01_07_at_11_38_25_AM_1024x683_9b9612d772.jpeg" alt="Amartha" class="wp-image-10177"/></figure>



Selain menabung, Anda juga bisa melakukan investasi berdasarkan profil risiko masing-masing. Salah satu investasi yang bisa Anda coba adalah Amartha.



Amartha adalah <a href="https://amartha.com/id_ID/">investasi P2P Lending</a> yang menghubungkan pendana atau investor kepada peminjam, khususnya perempuan pengusaha mikro di pedesaan. Dengan berinvestasi di Amartha, Anda bisa mendapatkan keuntungan sampai 15% flat per tahun.



Selain itu, Anda juga turut menciptakan dampak sosial yang nyata bagi Indonesia berupa kesejahteraan yang merata.



Amartha adalah <a href="https://amartha.com/id_ID/">perusahaan investasi yang aman</a> karena sudah memiliki izin usaha dari OJK. Tertarik mendanai di Amartha? Daftar dan danai sekarang!

Rahasia, Ini Cara Mudah Tambah Penghasilan dan Kurangi Pengeluaran!

small_wajib-dibaca-4-buku-inspiratif-untuk-kelola-keuangan.png

thumbnail_wajib-dibaca-4-buku-inspiratif-untuk-kelola-keuangan.png

wajib-dibaca-4-buku-inspiratif-untuk-kelola-keuangan.png

Belajar tentang <a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/4-tipe-kepribadian-dalam-mengelola-keuangan/">pengelolaan keuangan</a> adalah ilmu yang bermanfaat dan dapat dipakai setiap saat. Tidak hanya belajar dengan orang lain yang sudah sukses menerapkannya, kamu juga bisa mempelajarinya lewat buku.



Tidak hanya sekadar sebagai bacaan, buku-buku ini bisa dibilang sebagai investasi karena kamu akan mendapatkan insight baru seputar finansial dan pengelolaan keuangan. Berikut ini adalah 4 buku inspiratif untuk pengelolaan keuangan!



<h2>4 Buku Inspiratif Mengelola Keuangan</h2>



1. The Total Money Makeover: A Proven Plan for Financial Fitness



<div class="wp-block-image"><figure class="aligncenter size-large"><img src="https://access.amartha.com:443/uploads/The_Total_Money_Makeover_A_Proven_Plan_for_Financial_Fitness_0a39bcd0c0.jpg" alt="" class="wp-image-9845"/></figure></div>



Buku ini ditulis oleh analis, ahli dan praktisi bernama Dave Ramsey. Pria ini merupakan seorang konsultan dan pengajar finansial yang berpengalaman selama 20 tahun di bidang keuangan. Buku ini ditulis agar semua kalangan dapat memperoleh <a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/perlukah-menggunakan-jasa-financial-planner/">edukasi finansial</a> secara menyeluruh.



Pada websitenya, Dave Ramsey sempat menulis bahwa ia sangat berharap agar para pembaca bukunya ini bisa melakukan perombakan keuangan yang meliputi penyelesaian utang, meluruskan <a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/deretan-nasihat-finansial-yang-bisa-bikin-keuanganmu-memburuk/">mitos keuangan</a> yang salah serta pentingnya memiliki simpanan untuk keperluan darurat dan dana pensiun.



2. The Millionaire Next Door



<div class="wp-block-image"><figure class="aligncenter size-large"><img src="https://access.amartha.com:443/uploads/The_Millionaire_Next_Door_The_Surprising_Secrets_of_America_s_Wealthy_e96d7af509.jpg" alt="" class="wp-image-9846"/></figure></div>



William D. Danko dan Thomas J. Stanley sebagai kedua penulis buku ini mencoba mengeksplorasi tujuh sifat umum para jutawan. Penelitian dilakukan selama bertahun-tahun hingga akhirnya terbitlah buku berjudul The Millionaire Next Door: The Surprising Secrets of America’s Wealthy ini.



Salah satu hasil survei paling menarik adalah para jutawan dalam objek penelitian tersebut justru tidak tinggal di lingkungan elit atau mengendarai <a href="https://amartha.com/blog/pendana/lifestyle/jadi-crazy-rich-tanjung-priok-inilah-koleksi-barang-mewah-ahmad-sahroni/">mobil mewah</a>. Para jutawan mendapatkan kekayaan dari bekerja keras, menjalani hidup hemat, dan menabung sebagian besar penghasilannya. Bertentangan dengan penggambaran jutawan yang terlihat glamour.



Selain itu, buku ini menekankan bahwa menjadi kaya tidak selalu membutuhkan pekerjaan mentereng. Itulah alasan karya ini sangat laris di pasaran sejak pertama kali terbit pada tahun 1998.



3. Make Your Kid A Money Genius (Even If You’re Not)



<figure class="wp-block-image size-large"><img src="https://access.amartha.com:443/uploads/Make_Your_Kid_A_Money_Genius_Even_If_You_re_Not_e2a62a5dde.png" alt="" class="wp-image-9847"/></figure>



Setelah sukses mengeluarkan buku tentang pengelolaan keuangan pertamanya, ‘Get a Financial Life’, Beth Kobliner kembali mengeluarkan buku seputar keuangan yang kali ini ditujukan untuk para orang tua mengajarkan anaknya seputar belajar mengelola keuangan sejak dini.



Beth merupakan mantan anggota Dewan Penasehat Kemampuan Finansial Untuk Anak Muda Amerika saat Presiden Barack Obama menjabat. Hal ini menjadikan Beth bisa memahami bagaimana mengemas hasil penelitian dan pengamatannya untuk semua orang tua dan anak-anak.



<a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/4-cara-paling-simpel-mengajarkan-investasi-pada-anak/">4 Cara Paling Simpel Ajarkan Investasi Pada Anak</a>



Bagi Beth, pengetahuan finansial yang baik sejak dini akan melatih anak-anak agar terbiasa bijak dengan uangnya di masa yang akan datang. Bagi para orang tua, mereka juga bisa menyiasati bagaimana menyikapi permintaan anak-anaknya akan berbagai hal sehingga tidak perlu terlilit hutang.



Buku ini juga menyederhanakan topik keuangan yang rumit sehingga para orang tua bisa dengan mudah memahami langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam melatih anak-anaknya. Bahasa yang digunakan pun ringan dengan tips yang praktikal.



4. 50 Financial Wisdom Seri 4 Cerdas Edisi Financial



<figure class="wp-block-image size-large td-caption-align-https://blog.amartha.com/wp-content/uploads/2020/12/50-Financial-Wisdom-Seri-4-Cerdas-Edisi-Financial-scaled.jpg"><img src="https://access.amartha.com:443/uploads/50_Financial_Wisdom_Seri_4_Cerdas_Edisi_Financial_953x1024_a7397bf0ef.jpg" alt="" class="wp-image-9848"/></figure>



Buku karangan penulis lokal yang berjudul 50 Financial Wisdom ini sebenarnya terdiri dari beberapa seri. Adapun, setiap seri dari buku ini akan membahas topik khusus, seperti <a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/ini-dia-4-jenis-reksadana-yang-perlu-kamu-tahu/">reksa dana</a>, <a href="https://amartha.com/blog/usaha-mikro-ukm/tips-bisnis/umkm-pengertian-jenis-dan-perkembangannya-di-indonesia/">usaha mikro kecil dan menengah (UMKM)</a>, serta investasi. Seri ke 4 ini berisi tentang cerdas finansial, yang bisa digunakan siapa saja.



Buku ini ditulis oleh Eko P. Pratomo, pria lulusan Institut Teknologi Bandung tahun 1988. Eko menulis buku ini dengan bahasa yang mudah dipahami semua orang. Bahkan jika kamu termasuk pemula dalam pengelolaan bisa dengan mudah memahami setiap pembahasannya.



<h2>Investasi Sebagai Salah Satu Cara Kelola Keuangan</h2>



<div class="wp-block-image"><figure class="aligncenter size-large"><img src="https://access.amartha.com:443/uploads/amartha_db059c4969.jpg" alt="amartha" class="wp-image-8930"/></figure></div>



Selain membaca buku-buku pengelolaan keuangan tersebut, investasi juga instrumen penting untuk menyiapkan dana darurat ataupun tabungan di masa depan. Salah satu instrumen investasi masa kini yang patut kamu coba adalah dengan bergabung menjadi<a href="https://amartha.com/id_ID/pendanaan/"> pendana di Amartha</a>.&nbsp;



Hingga saat ini tercatat sudah ada lebih dari 570.000 perempuan di seluruh penjuru Indonesia telah menjadi mitra Amartha untuk diberdayakan. Sudah berizin usaha dan diawasi OJK, sehingga Amartha merupakan&nbsp;<a href="http://www.amartha.com/">Peer to Peer (P2P) Lending paling aman</a>. Selain itu, Amartha juga menggunakan sistem pengelolaan risiko terintegrasi di lapangan, teknologi, dan jaminan pendanaan dengan asuransi.



Dengan bergabung menjadi pendana di Amartha, kamu berarti telah berpartisipasi menciptakan dampak sosial yang nyata berupa kesejahteraan merata loh. Selain itu, kamu juga akan mendapatkan keuntungan hingga 15% per tahun dan cash flow mingguan. Menariknya, pembayaran angsurannya juga bisa bisa diambil kapan saja.

Wajib Dibaca, 4 Buku Inspiratif untuk Kelola Keuangan

small_cemas-soal-finansial-atasi-dengan-tips-berikut.jpeg

thumbnail_cemas-soal-finansial-atasi-dengan-tips-berikut.jpeg

cemas-soal-finansial-atasi-dengan-tips-berikut.jpeg

Pandemi Covid-19 mau tidak mau menghantam berbagai sektor ekonomi hingga saat ini. Banyak masyarakat yang kini mulai merasa cemas akan kondisi keuangan dan berpikir ulang tentang pengelolaannya.



Meski situasi ekonomi sedang memburuk, ada baiknya kita tidak terlalu merasa cemas akan kondisi finansial. Pasalnya, kecemasan berlebihan justru bisa berakibat buruk pada tubuh kamu, seperti jatuh sakit. Nah, agar untuk mengatasi cemas finansial, yuk ikuti tips berikut!



1. Cermat dengan Kondisi Keuangan Pribadi



Di tengah pandemi Covid 19 seperti sekarang ini, sudah sewajarnya jika kamu mulai mengontrol keuangan secara ketat. Pahami kondisi keuangan dengan mencatat setiap pengeluaran, baik di dalam buku ataupun Smartphone. Ada baiknya kamu membagi anggaran keuangan setiap bulan dengan ketat seperti membaginya ke dalam 3 bagian, yaitu tabungan, biaya hidup, dan biaya hiburan.



2. Atur Ulang Bujet Rumah Tangga Setiap Bulan



Untuk saat ini, pemenuhan kebutuhan utama seperti pengeluaran pokok tentunya harus menjadi prioritas. Meski begitu, sebaiknya tetap berpikir jernih dan melakukan pembelian kebutuhan pokok secara berlebihan. <a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/5-langkah-mudah-membuat-anggaran-keuangan-pribadi/">Buatlah anggaran</a> dan daftar belanja setiap bulan sesuai dengan barang-barang yang kamu butuhkan.



3. Jual Barang yang Tidak Terpakai



Pandemi Covid-19 mau tidak mau memaksa setiap orang lebih banyak beraktivitas di dalam rumah. Karena itu, momen seperti ini dapat kamu manfaatkan untuk merapikan rumah dan mengumpulkan barang-barang yang tidak terpakai. Selanjutnya, kamu dapat memilah-milah barang  apa saja yang harus dibuang dan yang <a href="https://amartha.com/blog/pendana/lifestyle/tips-cerdas-mendapatkan-uang-dari-barang-barang-lama-sekaligus-merapikan-rumah/">bisa dijual kembali</a>.  Barang tidak terpakai, apalagi yang bersifat tersier biasanya masih memiliki nilai jual tinggi sehingga dapat menambah pemasukan bulanan kamu ketika dijual.



4. Menghindari Pembelian dengan Sistem Kredit



Tidak dapat dipungkiri, membeli barang dengan sistem kredit tetap menggoda, walu di masa krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19. Sebaiknya tetaplah berpikir secara rasional sebelum membeli barang-barang dengan sistem seperti itu. Kalau bisa, hindari pembelian barang dengan sifat tersier lewat sistem kredit supaya porsi pengeluaran bulanan tetap ideal.



5. Sisihkan Penghasilan untuk Dana Darurat



<a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/pentingkah-dana-darurat/">Dana darurat</a> adalah aspek penting yang tidak boleh terlupakan di masa pandemi Covid-19 ini. Jika kamu belum punya, ada baiknya mulai menyisihkan penghasilan bulananmu untuk menyiapkan dana darurat. Idealnya, upayakan dana darurat paling tidak hingga 12 kali pengeluaran rutin bulanan.



Selain itu, penyiapan dana darurat ini sangat penting dilakukan, terutama untuk orang yang punya banyak tanggungan dan berstatus non karyawan. Oh ya, sebaiknya simpan dana darurat pada tabungan terpisah ya!



Selain 5 tips untuk mengatasi cemas finansial tersebut, ada baiknya kamu tetap berinvestasi sebagai<a href="https://amartha.com/id_ID/pendanaan/"> pendana di Amartha</a>. Pasalnya, dengan menjadi pendana bagi para perempuan pengusaha mikro mitra Amartha, kamu juga akan mendapatkan keuntungan hingga 15% per tahun dan cash flow mingguan. Selain itu, pembayaran angsurannya bisa diambil kapan saja loh!

Cemas Finansial? Atasi Dengan Tips Berikut!

small_4-cara-manajemen-keuangan-ini-bisa-bikin-kamu-merdeka-finansial-yuk-terapkan.jpeg

thumbnail_4-cara-manajemen-keuangan-ini-bisa-bikin-kamu-merdeka-finansial-yuk-terapkan.jpeg

4-cara-manajemen-keuangan-ini-bisa-bikin-kamu-merdeka-finansial-yuk-terapkan.jpeg

Bulan Agustus selalu
berkesan menjadi seluruh rakyat Indonesia. Pasalnya, di tanggal 17 Agustus pada
bulan Agustus dirayakan sebagai hari kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal itu,
rakyat Indonesia merdeka dari penjajahan. Setiap menjelang Hari Kemerdekaan
Republik Indonesia, selalu muncul ulasan tentang makna kemerdekaan dari
masing-masing individu. 



Karena itu,
kemerdekaan bisa dimaknai secara personal bagi setiap individu, salah satunya
merembet ke sektor finansial. Merdeka finansial pun menjadi sesuatu yang
penting saat ini. Masing-masing orang juga &nbsp;mengartikan merdeka finansial secara berbeda,
tergantung kebutuhan. Ada yang memaknai merdeka finansial adalah terbebas dari
jeratan utang, kemampuan mengatur keuangan secara tepat, keseimbangan antara
pemasukan dan pengeluaran.



Akan tetapi ada juga
yang berpendapat seseorang sudah dikatakan merdeka secara finansial kalau bisa
menikmati hasil investasi yang sudah ditanamkan. Jadi tidak perlu kerja keras
lagi, karena uang akan mengalir dengan sendirinya.



Nah, untuk mencapai
merdeka finansial tentunya butuh komitmen, disiplin, dan konsistensi. Berikut
ini adalah 4 cara manajemen keuangan yang bisa bikin kamu merdeka finansial!



1. Mengukur Pengeluaran Bulanan 



Buat kamu yang baru mulai berencana
merdeka finansial, catatlah setiap pengeluaran setiap bulan, seperti sewa
rumah, kosan, makanan, listrik, sampai tips juga sebaiknya dicatat. Kemudian,
bandingkan dengan pemasukan bulanan yang bisa kamu dapatkan.



Setelah mengukurnya, hal yang bisa kamu
lakukan yaitu mulailah untuk mengatur biaya hidup bulanan menjadi lebih rendah.
Misalnya lebih memilih menggunakan transportasi umum daripada mobil pribadi
demi mencapai target keuangan tertentu. Semakin besar pemasukan kamu daripada
pengeluaran, semakin cepat juga akan meraih tujuan finansial.



2. Hasilkan Pendapatan Setinggi
Mungkin



Cara manajemen keuangan yang bisa
bikin kamu merdeka finansial ialah menelisik penghasilan dan belanja. Jika
penghasilan kamu terlalu sedikit, tentunya tidak ada jalan lain selain menghasilkan
pendapatan setinggi mungkin. Karena itu, sebaiknya kamu selalu mencari peluang
baru dan menangkap peluang dengan cepat.



Selain meminta kenaikan gaji, ada
banyak hal yang bisa kamu lakukan seperti menjalankan bisnis sampingan yang
sesuai dengan hobi, atau bekali dirimu dengan melanjutkan pendidikan ke jenjang
yang lebih tinggi agar bisa mendapatkan gaji yang lebih besar. Contohnya: ikut
kelas untuk mendapatkan sertifikasi khusus.



3. Bayar Lunas Semua Hutang &nbsp;&nbsp;



Kalau kamu mempunyai hutang, memang akan
membuat kamu tidak nyaman beraktivitas. Meski hutang itu digunakan untuk
kegiatan produktif, seperti modal usaha. Namun yang namanya utang, baik
fasilitas Kredit Tanpa Agunan (KTA), Kredit Multiguna (KMG), maupun pinjaman
online dan kartu kredit, ya harus dibayar.



Kamu punya kewajiban mencicil utang
hingga lunas. Memang terasa berat, tapi kalau dilakukan secara disiplin dengan
menyisihkan uang dari gaji atau pendapatan usaha, pasti kamu akan bebas dari
lilitan utang tersebut. Idealnya porsi untuk mencicil utang sekitar 30% dari
gaji, sehingga kamu dapat betul-betul menjadi orang yang merdeka secara
finansial.



4. Berinvestasi Sejak Dini di Aset
yang Nilainya Terus Naik 



Saat ini, banyak
instrumen investasi yang nilai terus meningkat dan perlu Anda miliki untuk
investasi. Misalnya properti, emas, hingga portofolio keuangan seperti reksa
dana dan obligasi ritel. Kenali karakteristik investasi tersebut sebelum kamu
menanamkan investasi di instrumen investasi tersebut.



Nah, salah satu
instrumen investasi masa kini yang patut kamu coba adalah dengan menjadi <a href="https://amartha.com/id_ID/pendanaan/">pendana di Amartha</a>. Pasalnya,
dengan menjadi pendana bagi para perempuan pengusaha mikro mitra Amartha, kamu
juga akan mendapatkan keuntungan hingga 15% per tahun dan cash flow mingguan.
Selain itu, pembayaran angsurannya bisa diambil kapan saja. 



Tertarik untuk
bergabung jadi pendana di Amartha?

4 Cara Manajemen Keuangan Ini Bisa Bikin Kamu Merdeka Finansial. Yuk Terapkan!

medium_15-cara-raditya-dika-mengatur-keuangan.jpeg

small_15-cara-raditya-dika-mengatur-keuangan.jpeg

thumbnail_15-cara-raditya-dika-mengatur-keuangan.jpeg

15-cara-raditya-dika-mengatur-keuangan.jpeg

Siapa yang gak kenal <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Raditya_Dika">Raditya Dika</a>? Ia adalah aktor, penulis, sutradara, dan influencer bagi anak-anak muda di Indonesia. Raditya Dika terjun pertama kali ke dunia hiburan sejak ia berusia 25 tahun dengan karya pertamanya, Kambing Jantan.

Pada bulan Mei 2019 lalu melalui akun Youtube pribadinya, Raditya Dika membagikan 15 tips mengatur keuangan. Kebiasaan tersebut sudah ia lakukan selama 9 tahun terakhir lho. Gak heran ya kalau dengan pola hidup yang biasa saja ia bisa memiliki rumah, mobil, hingga jam tangan mewah.

Mau tahu apa aja tipsnya? 
<ol>
 	<li>Membeli barang untuk diri sendiri, bukan untuk orang lain. Pengamatan Raditya Dika menunjukkan bahwa saat ini orang-orang membeli barang karena mereka ingin menunjukkan dirinya kepada orang lain, bukan berdasarkan kebutuhan personal. Akibatnya kita menjadi boros karena terlalu fokus membeli barang untuk orang lain sehingga tidak memberikan maximum value untuk dirinya sendiri.</li>
 	<li style="font-weight: 400;">Mulai menabung untuk dana pensiun. Mengambil jurusan ekonomi saat kuliah membuat Raditya Dika paham mengenai investasi. Baginya, waktu adalah teman terbaik untuk investasi. Ia sendiri, menginvestasikan uang dari royalti pertamanya untuk dana pensiun lho.</li>
 	<li style="font-weight: 400;">Uang keluar harus lebih sedikit daripada uang masuk. Hubungan keuangan yang sehat menurut Raditya Dika adalah dengan meningkatkan uang yang masuk dan menekan uang yang keluar.</li>
 	<li style="font-weight: 400;">Jangan berhutang dan memberi utang. Prinsip yang dilakukan sejak awal bekerja adalah apabila ingin membeli suatu barang, ia tidak ingin mengutang. Ia akan terus bekerja dan menabung lagi sampai uangnya terkumpul. Pun begitu halnya dengan memberikan pinjaman ke temannya, bagi Raditya Dika lebih baik ia memberikan pekerjaan karena utang dapat memecah pertemanan.</li>
 	<li style="font-weight: 400;">Bayar sesuatu cash (tunai). Ada penelitian yang menyebutkan bahwa rasa sakit yang ditimbulkan saat membayar suatu barang secara tunai itu lebih tinggi daripada dengan kartu.</li>
 	<li style="font-weight: 400;">Fokus ke penghasilan, tambah gaji. Setelah bisa menekan uang yang keluar, kini waktunya meninggikan uang yang masuk. Perlu diketahui bahwa gaji dan penghasilan adalah hal yang berbeda. Penghasilan bisa ditambah dengan memanfaatkan skill yang dimiliki, misalnya saja memiliki bisnis kecil-kecilan, mengajar tutor, hingga bikin e-book dan menjualnya.</li>
 	<li style="font-weight: 400;">Pelajari instrumen investasi dan hubungannya dengan tujuan finansial. Investasi dapat dipelajari sesederhana misalnya ingin membeli smartphone keluaran terbaru dengan harga 7 juta dalam waktu setahun maka harus mencari tahu jenis instrumen apa yang cocok, begitupun untuk tujuan dana pensiun.</li>
 	<li style="font-weight: 400;">Menetapkan budget minimum untuk investasi. Pernah bekerja sebagai karyawan kantoran, Raditya Dika selalu mengalokasikan sebesar 10% dari gajinya untuk diinvestasikan. Bahkan ia pernah mengalokasikan sebesar 70% gajinya untuk kebutuhan pendidikan anak, dana pensiun, hingga ganti mobil dalam waktu 5 tahun mendatang.</li>
 	<li style="font-weight: 400;">Tidak kaget menerima penghasilan besar. Bila suatu hari menerima uang besar, jangan kaget. Ini waktunya untuk mempertimbangkan akan digunakan untuk apa uang tersebut.</li>
 	<li style="font-weight: 400;">Mengalokasikan uang lebih banyak ke pengalaman bukan barang. Menurut Raditya Dika, membeli waktu kebersamaan bersama keluarga bisa memberikan kebahagiaan yang lebih bermakna dibanding dengan membeli barang. Makanya ia menyarankan untuk mengalokasikan uang kepada pengalaman seperti menambah skill daripada membeli barang.</li>
 	<li style="font-weight: 400;">Membeli barang berkualitas untuk jangka panjang. Daripada membeli ikat pinggang seharga 1 juta dan hanya bisa digunakan untuk waktu selama satu tahun. Bagi Radit lebih baik, beli ikat pinggang harga 15 juta tapi bisa digunakan seumur hidup. Nah hal ini bisa jadi pertimbangan kamu juga lho.</li>
 	<li style="font-weight: 400;">Usahakan untuk berbelanja sendirian, karena kalau berbelanja sama teman bisa jadi malah menghasut untuk berbelanja lebih banyak.</li>
 	<li style="font-weight: 400;">Membayar pajak dan berdonasi. Bagi Raditya Dika, dengan melakukan donasi akan memberikan kebahagiaan yang berbeda sehingga ia berpesan kalau punya uang berlebih maka usahakan untuk melakukan donasi ke orang yang membutuhkan.</li>
 	<li style="font-weight: 400;">Berkomitmen dan fokus dalam mengelola keuangan. Stress sedikit belanja, stress sedikit makan, ini gak baik untuk alur keuangan. Misalnya uba Ubah misalnya dengan meditasi atau lain-lain.</li>
 	<li style="font-weight: 400;">Temukan pasangan yang paham finansial. Menurut riset yang ditemukan Raditya Dika, hampir 80% pertengkaran rumah tangga terjadi karena komunikasi mengenai keuangan yang tidak baik. Jadi penting sekali untuk terbuka dan memiliki perspektif yang sama pasangan mengenai keuangan. </li>
</ol>
Nah begitulah cara mengatur keuangan ala Raditya Dika untuk meraih kebebasan finansial juga pensiun dini. Kalau kamu, mau mulai dari nomor berapa nih?

15 Cara Raditya Dika Mengelola Keuangan

Tag: cara atur keuangan