small_6-virus-mematikan-di-dunia-sepanjang-sejarah.jpeg

thumbnail_6-virus-mematikan-di-dunia-sepanjang-sejarah.jpeg

6-virus-mematikan-di-dunia-sepanjang-sejarah.jpeg

Ada banyak sekali jenis virus mematikan di dunia yang mengancam nyawa manusia. Fakta ini memang tidak bisa dipungkiri mengingat keberadaan virus memang begitu dekat dengan kita. Kira-kira virus mematikan apa saja yang pernah menginfeksi dunia?&nbsp;



<h2>Virus Mematikan di Dunia yang Mengancam Manusia</h2>



Sebagai manusia, kita harus selalu waspada dengan adanya ancaman virus. Apalagi saat virus-virus tersebut mulai mewabah, kita harus tahu bagaimana caranya menjaga diri. Berikut ini 6 virus mematikan yang menimbulkan ancaman besar bagi manusia:



<h3>1. Corona</h3>



Tentu masih jelas dalam ingatan kita betapa mematikannya virus Corona atau COVID-19. Pandemi virus ini telah berlangsung sejak tahun 2019 lalu dan masih berlanjut sampai sekarang meskipun situasi memang sudah mereda.



Corona menyebar dari kota Wuhan di Tiongkok. Penyebaran virus ini berjalan begitu cepat dan seolah menimbulkan gejala seperti flu biasa. Namun efeknya begitu besar bagi manusia karena bisa menyebabkan kerusakan paru-paru dan gangguan pernapasan yang memicu kematian.&nbsp;



<h3>2. Ebola</h3>



Selanjutnya ada virus ebola yang mulai menyebar pada tahun 1976 silam. Virus ini juga begitu cepat menyebar dan membuat situasi jadi mencekam di masa itu. Ebola juga telah merenggut jutaan nyawa manusia di muka bumi.&nbsp;



Wabah penyakit ebola ini menyebar lewat kontak dengan cairan tubuh seperti darah dan air liur. Selain itu penyebaran penyakit juga bisa terjadi lewat hewan yang terinfeksi. Orang yang terinfeksi akan mengalami gejala serupa dengan demam berdarah.&nbsp;



<h3>3. Marburg</h3>



Berikutnya ada virus Marburg yang mulai menyebar di tahun 1967. Wabah virus ini mulai muncul saat beberapa pekerja di laboratorium Jerman terinfeksi sebuah virus dari kera.



Kera tersebut berasal dari Uganda dan menyebarkan virus yang gejalanya mirip demam berdarah. Namun virus ini lebih merusak tubuh manusia. Organ tubuh yang terinfeksi bisa rusak dan akhirnya menimbulkan kematian. 



<pre class="wp-block-preformatted">Baca Juga: <a href="https://amartha.com/blog/pendana/lifestyle/waspada-virus-cacar-monyet-kenali-gejala-dan-penularannya/" target="_blank" rel="noreferrer noopener">Waspada Virus Cacar Monyet! Kenali Gejala dan Penularannya</a></pre>



<h3>4. Varicella</h3>



Cacar atau varicella juga menjadi salah satu virus mematikan di dunia. Virus ini sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Di zaman dulu dimana fasilitas kesehatan masih terbatas, virus ini sangat mematikan dan bisa membunuh 1 dari 3 orang yang terinfeksi.&nbsp;



Bahkan menurut sejarawan, di Amerika ada 90% penduduk asli yang meninggal akibat terinfeksi cacar. Di zaman sekarang cacar mungkin semakin terkendali karena sudah ada vaksin dan pengobatan yang lebih maju.&nbsp;



<h3>5. Flu Spanyol</h3>



Sama halnya dengan COVID-19, virus ini juga menyerupai flu dan menyebar begitu cepat di tahun 1950-an silam. Virus ini pertama kali ditemukan di Spanyol lalu dalam waktu singkat menyebar ke berbagai negara.&nbsp;



Gejala yang ditimbulkan mirip influenza namun efeknya begitu buruk dan bisa memicu kematian. Menurut sejarah, penyakit mematikan ini jadi salah satu alasan kenapa perang dunia pertama lebih cepat usai. Banyak tentara yang meninggal akibat infeksi virus pada saat itu.&nbsp;



<h2>6. Rotavirus</h2>



Ancaman virus yang satu ini juga begitu ditakuti oleh masyarakat dunia. Rotavirus menginfeksi banyak orang terutama bayi dan anak-anak. Virus ini menyebabkan penyakit diare yang sangat parah bahkan bisa memicu kematian.&nbsp;



Rotavirus lebih banyak ditemukan menyebar di negara-negara berkembang. Salah satu alasannya karena sanitasi di negara berkembang kurang begitu bagus dan teknologi kesehatannya juga masih kurang. Semua jenis virus mematikan di dunia ini telah membawa banyak perubahan. Salah satunya perubahan dari segi ekonomi dan finansial. 



Itulah mengapa kita harus berjaga-jaga sedini mungkin. Kamu bisa berjaga-jaga dengan melakukan investasi dan mendapatkan keuntungan pasif mingguan. Mulai modalin bisnis UMKM Rp 100.000 aja di microfinance marketplace <a href="https://amartha.com/id_ID/" target="_blank" rel="noreferrer noopener">Amartha</a>, kamu bisa mendapatkan imbal hasil hingga 15% flat per tahun, lho!



Download aplikasi Amartha di <a href="https://amartha.onelink.me/ZC6C/hn9rrbn8" target="_blank" rel="noreferrer noopener">Android</a> Download aplikasi Amartha di <a href="https://amartha.onelink.me/fUOv/hxcq7mtv" target="_blank" rel="noreferrer noopener">iOS</a>



<div class="wp-block-buttons">
<div class="wp-block-button"><a class="wp-block-button__link has-vivid-purple-background-color has-background" href="https://amartha.com/id_ID/" style="border-radius:30px">Daftar Sekarang</a></div>
</div>

6 Virus Mematikan di Dunia Sepanjang Sejarah

small_heboh-temuan-virus-zombie-berikut-faktanya.jpeg

thumbnail_heboh-temuan-virus-zombie-berikut-faktanya.jpeg

heboh-temuan-virus-zombie-berikut-faktanya.jpeg

Baru-baru ini dunia dibuat heboh dengan temuan virus zombie yang kabarnya terkubur puluhan ribu tahun di bawah es. Apakah virus ini bisa menginfeksi manusia dan menyebabkan zombie apocalypse? Yuk, cari tahu fakta sebenarnya tentang virus ini!



<h2>Tentang Virus Zombie</h2>



Penemuan virus zombie ini terjadi di Siberia, Rusia. Tepatnya virus ditemukan di daratan beku atau permafrost yang ada di sana. Menariknya lagi es tersebut bukanlah es biasa namun menjadi rumah bagi virus hidup yang masih bisa menjadi patogen.&nbsp;



Menurut hasil studi yang sudah dipublikasikan oleh bioRxiv, peneliti di sana sudah berhasil menghidupkan kembali patogen yang usianya lebih dari 48.500 tahun. Virus inilah yang membuat heboh dunia dan dicurigai sebagai virus mayat hidup.&nbsp;



<h2>Fakta Menarik</h2>



Banyak opini yang muncul setelah kabar penemuan virus ini beredar ke publik. Apakah benar virus ini disinyalir bisa menular ke manusia? Berikut beberapa fakta menarik mengenai virus zombie yang perlu kamu ketahui:



<h3>1. Ada 13 Virus yang Ditemukan</h3>



Tidak hanya 1, total ada 13 virus yang ditemukan di wilayah permafrost tadi. Semua patogen tadi telah terperangkap di dalam es dan membeku sehingga tidak bisa menginfeksi manusia.&nbsp;



Semua virus yang terperangkap tadi kemudian mengalami masa dorman atau tidur. Mereka tidak aktif namun masih hidup. Saat es mencair, virus-virus tadi akan kembali aktif seperti biasa.&nbsp;



<h3>2. Arti Nama Zombie</h3>



Sebenarnya nama zombie yang diberikan pada virus ini bukan berarti virus tersebut akan menginfeksi manusia dan membuatnya menjadi zombie. Nama zombie diberikan sebagai istilah bagi virus yang masih tetap hidup walaupun sudah dibekukan.&nbsp;



Sama halnya seperti zombie yaitu mayat yang masih bisa berjalan dan hidup. Begitu juga dengan virus-virus ini yang sudah beku tapi tetap bisa hidup. 



<pre class="wp-block-preformatted">Baca Juga: <a href="https://amartha.com/blog/pendana/lifestyle/catat-7-makanan-pantangan-kolesterol-tinggi/" target="_blank" rel="noreferrer noopener">Catat! 7 Makanan Pantangan Kolesterol Tinggi</a></pre>



<h3>3. Virus Raksasa</h3>



Dari 13 patogen yang ditemukan tadi, ada salah satu virus yang berukuran sangat besar. Virus tersebut diberi nama Pandonavirus yedoma dan sudah terkubur lebih dari 48.500 tahun lamanya.&nbsp;



Virus ini disebut virus raksasa dan ukurannya memang jauh lebih besar dari virus lain saat diamati di bawah mikroskop cahaya.&nbsp;



<h3>4. Tidak Berpotensi Mengancam Manusia</h3>



Fakta virus zombie yang perlu diketahui oleh semua orang adalah tidak ada potensi penularan yang mengancam manusia. Banyak sekali berita yang mengatakan kalau virus ini bisa menular ke manusia.&nbsp;



Bahkan beberapa media yang tidak tepercaya juga menyebutkan adanya potensi zombie apocalypse di masa depan. Semua ini tidak benar dan hanya kabar burung semata.&nbsp;



Hasil penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan membuktikan bahwa virus ini hanya akan menginfeksi amuba. Amoeba merupakan sejenis organisme kecil yang bersel tunggal dan hidup di wilayah lembab.&nbsp;



Disebutkan bahwa virus yang bisa menginfeksi manusia tidak akan bisa bertahan jika dibekukan dan dicairkan berulang kali. Padahal virus dari permafrost ini telah mengalami pembekuan dan pencairan yang berulang.&nbsp;



<h3>5. Masih Banyak Virus Baru</h3>



Penemuan virus zombie di Siberia ini disebut-sebut hanya sebuah permulaan. Kabarnya virus ini merupakan awal mula yang kemudian akan dijadikan acuan bagi para ilmuwan untuk mengeksplorasi lebih jauh.&nbsp;



Ilmuwan akan terus melakukan eksplorasi agar bisa mengetahui apa saja yang tersembunyi di bawah permafrost. Jadi virus-virus yang sudah ditemukan sebelumnya akan dipakai sebagai acuan bagi mereka. Penemuan virus zombie ini bikin geger banyak orang. Tapi kamu harus tetap tenang dan fokus sama masa depan. 



Selain menjaga kesehatan, jangan lupa juga untuk tetap mengelola finansial dengan baik lewat investasi yang tepat. Lakukan pendanaan bersama microfinance marketplace <a href="https://amartha.com/id_ID/" target="_blank" rel="noreferrer noopener">Amartha</a> untuk mendapat peluang imbal hasil flat hingga 15% per tahun.



Download aplikasi Amartha di <a href="https://amartha.onelink.me/ZC6C/hn9rrbn8" target="_blank" rel="noreferrer noopener">Android</a> Download aplikasi Amartha di <a href="https://amartha.onelink.me/fUOv/hxcq7mtv" target="_blank" rel="noreferrer noopener">iOS</a>



<div class="wp-block-buttons">
<div class="wp-block-button"><a class="wp-block-button__link has-vivid-purple-background-color has-background" href="https://amartha.com/id_ID/" style="border-radius:30px">Daftar Sekarang</a></div>
</div>

Heboh Temuan Virus Zombie, Berikut Faktanya!

large_stop-panic-buying-lalu-bagaimana-meminimalisirnya.jpeg

medium_stop-panic-buying-lalu-bagaimana-meminimalisirnya.jpeg

small_stop-panic-buying-lalu-bagaimana-meminimalisirnya.jpeg

thumbnail_stop-panic-buying-lalu-bagaimana-meminimalisirnya.jpeg

stop-panic-buying-lalu-bagaimana-meminimalisirnya.jpeg

Istilah panic buying merujuk pada pengertian penimbunan barang yang dilakukan oleh konsumen atau masyarakat ketika ada situasi tertentu yang dianggap gawat atau darurat. Menurut Enny Sri Hartati, Direktur Eksekutif INDEF, panic buying dipicu oleh faktor psikologis yang biasanya terjadi karena informasi yang diterima oleh masyarakat tidak jelas. Akibatnya, muncul kekhawatiran dari masyarakat dan meresponsnya dengan menimbun barang sebagai salah satu bentuk penyelamatan diri. 



Kekhawatiran yang terjadi di masyarakat sendiri terbagi menjadi dua bentuk, yaitu khawatir harga akan naik dan khawatir barang sudah tidak ada. Misalnya saja masker dan hand sanitizer yang saat ini sangat diperlukan baik oleh masyarakat maupun tenaga medis di tengah wabah virus Covid-19. 



Panic buying sebenarnya tidak hanya terjadi baru-baru ini saja. Sejarah mencatat bahwa fenomena panic buying pertama kali terjadi pada saat hiper-inflasi di Jerman. Peristiwa tersebut terjadi sekitar tahun 1922-1923 di mana Jerman kalah dalam Perang Dunia I dan harus membayar denda yang besar. 



Maka dari itu, pemerintah Jerman meminjam uang untuk membayar denda namun sayangnya perekonomian dalam negeri berantakan. Nilai mata uang tidak ada artinya lagi sementara harga terus meroket. Akhirnya menimbulkan panic buying.&nbsp; 



Apabila panic buying dibiarkan terus-menerus terjadi, maka dapat menimbulkan inflasi sebagai dampak lanjutan. Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulan Februari 2020 mencatat laju inflasi hanya 0,28% lebih rendah dari inflasi bulan Januari 2020 yang sebesar 0,39%. 



Lalu bagaimana meminimalisir panic buying yang terjadi? 



Langkah konkret yang dapat dilakukan untuk meminimalisir panic buying adalah dengan memberikan informasi yang jelas dan pasti dari pihak-pihak yang berwenang. Dengan adanya informasi yang jelas dan pasti tentunya dapat meredam tekanan psikologis masyarakat dari berbagai macam informasi hoaks.&nbsp; 



Selain itu, panic buying juga dapat diminimalisir dengan dibatasinya membeli barang-barang kebutuhan bagi setiap masyarakat. Melansir tirto.id, Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (DPP-APPSI) menyebarkan surat edaran untuk membatasi pembelian bahan pokok penting seperti beras, gula, minyak goreng, dan mie instan. 



Sementara itu, masyarakat juga dapat berkontribusi dengan melakukan aktivitas lainnya #dirumahaja dan rajin menjaga kebersihan agar penyebaran virus semakin berkurang.&nbsp;

Stop Panic Buying! Lalu Bagaimana Meminimalisirnya?

Tag: virus pandemi