

Andi Taufan Garuda Putra, Dirikan Amartha untuk Kesejahteraan Merata di Indonesia
By Tim Blog Amartha - 15 Aug 2024 - 3 min membaca
Amartha didirikan oleh Andi Taufan Garuda Putra yang saat ini menjabat sebagai Founder & CEO Amartha. Andi Taufan Garuda Putra lahir di Jakarta, 24 Januari 1987 dan merupakan anak tertua dari dua bersaudara. Andi Taufan Garuda Putra merupakan lulusan sarjana Manajemen Bisnis di Institut Teknologi Bandung (ITB) kemudian melanjutkan pendidikannya di Harvard Kennedy School (HKS) mengambil Master of Public Administration.
Setelah itu Andi Taufan bekerja sebagai konsultan bisnis dan strategi Teknik Informatika dan implementasi sistem SAP untuk IBM Global Business Services selama hampir dua tahun. Saat bekerja, Andi Taufan melihat banyak pelaku usaha mikro di pedesaan mengalami kesulitan untuk mendapatkan akses finansial.
Situasi inilah yang menjadi latar belakang berdirinya Amartha untuk mewujudkan kesejahteraan merata di Indonesia. Untuk mewujudkan mimpinya ini, Andi Taufan meninggalkan pekerjaannya dan melakukan sesuatu yang lebih bernilai bagi rakyat kecil. Pada tahun 2010, Andi Taufan mendirikan Amartha microfinance atau lembaga keuangan mikro. Amartha memberikan akses permodalan kepada pengusaha mikro perempuan sebagai jajaran piramida terbawah di pedesaan, yang diawali dengan pemberian modal usaha mikro perempuan di Desa Ciseeng, Kabupaten Bogor.
Andi Taufan Garuda Putra Menjadi Staf Khusus Presiden dari Generasi Milenial
Selain menjadi CEO Amartha, pada November 2019, Presiden Joko Widodo mengangkat Andi Taufan Garuda Putra sebagai staf khusus Presiden. Andi Taufan termasuk ke dalam tujuh milenial yang diangkat stafsus Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, karena keahliannya di bidang UMKM untuk mendorong pertumbuhan inklusif ekonomi akar rumput (grassroot).
Staf khusus Presiden merupakan lembaga non-struktural yang dibentuk untuk memperlancar pelaksanaan tugas Presiden Republik Indonesia di luar tugas-tugas yang sudah dicakup dalam susunan Kementerian dan instansi pemerintah lainnya. Misalnya untuk memunculkan inovasi, gagasan, ide, hingga terobosan baru dari para staf khusus yang baru tersebut sehingga akan semakin memudahkan Presiden dalam mengelola Indonesia.
Sejarah Amartha Berdiri
Telah lebih dari 14 tahun berdiri, Amartha memiliki sejarah yang panjang. Hal ini bermula saat pertemuan Andi Taufan dengan seorang ibu di desa Ciseeng, Kabupaten Bogor, saat bekerja di IBM Global Business Services. Kepada Andi Taufan, Ibu tersebut bercerita bahwa warung kecil miliknya terancam tutup karena uang untuk modal warung digunakan untuk biaya pengobatan sang anak. Mendengar hal tersebut, Andi Taufan pun memberikan pinjaman sebesar 500 ribu rupiah agar si ibu bisa kembali membuka warung kecilnya.
Bermula dari kejadian ini, akhirnya, Founder & CEO Amartha Andi Taufan pun mendirikan Amartha sebagai microfinance atau lembaga keuangan mikro. Andi Taufan melihat banyak pelaku usaha mikro di pedesaan yang mengalami kesulitan untuk mendapatkan akses finansial karena tidak memiliki akses layanan ke perbankan dan memutuskan mengawali produknya di Desa Ciseeng.
Sejak awal berdiri, Amartha hadir sebagai microfinance untuk menghubungkan usaha mikro pedesaan yang dijalankan oleh para perempuan tangguh dengan akses permodalan terjangkau, dan Desa Ciseeng, Bogor menjadi awal mula Amartha melayani sekitar lima peminjam yang dimulai pada tahun 2010.
Sebagai bisnis yang dilandasi nilai-nilai sosial, Amartha ingin membantu mencapai sustainable development goals melalui pilar pengentasan kemiskinan, partisipasi perempuan dalam pembangunan dan mengurangi ketimpangan pendapatan di pedesaan dengan 100 persen peminjam dana merupakan pelaku usaha mikro perempuan di desa.
Kala itu, lokasi pengusaha mikro yang berada di pedesaan sulit dijangkau oleh lembaga keuangan konvensional sehingga akses transportasi yang sulit membuat Andi Taufan selaku Founder & CEO Amartha dan tim Amartha saat mendatangi para pelaku usaha mikro di desa tersebut perlu menggunakan kereta api, angkutan umum maupun ojek setempat.
Melalui pendekatan sosial bisnis, Andi Taufan membuat lembaga keuangan dengan sistem yang mudah menggunakan pola pembiayaan kelompok. Mulanya, Amartha hanya memberikan pinjaman kepada sekitar 20 orang peminjam. Tak disangka, pertumbuhan peminjam semakin bertambah hingga 200 orang. Kegigihannya dalam membangun perusahaan ini membuahkan hasil. Andi Taufan berhasil mendapatkan penghargaan Ashoka Young Change Makers Awards 2010. Setelah mendapatkan penghargaan tersebut, orang tuanya yang dahulu tidak terlalu mendukung. Kini, mendukung usahanya dalam membangun Amartha sepenuhnya.

Meski begitu, tantangan di depan masih harus terus dihadapinya. Beberapa kali, Andi Taufan dan tim mengalami kegagalan, namun tak membuatnya pupus harapan.
Sekitar tahun 2015, Amartha mengalami kendala yang cukup besar. Saat itu, Amartha masih menjadi perusahaan microfinance biasa dan memiliki banyak peminjam tetapi tidak memiliki banyak pendana (investor). Berbagai upaya telah dilakukan untuk tetap bisa melayani para mitra di desa, seperti meminjam ke perbankan dan institusi keuangan lainnya. Namun, hasilnya tidak maksimal sehingga banyak mitra Amartha yang terpaksa pergi.
Dengan kenyataan pahit ini, akhirnya Andi Taufan selaku Founder & CEO Amartha mengambil keputusan besar, yakni mengubah model bisnisnya dari microfinance menjadi Peer-To- Peer Lending di tahun 2016. Ternyata, model bisnis ini berhasil menyalurkan dana kepada mitra Amartha. Perubahan ini ternyata membawa Amartha menjadi salah satu financial technology yang diperhitungkan di Indonesia yang bersaing beberapa perusahaan p2p lending mulai bermunculan di Indonesia.
Sukses dengan layanan fintech peer to peer lending dan tingginya permintaan permodalan dari pelaku usaha ultra mikro, Amartha meluncurkan layanan pendanaan secara online melalui aplikasi Amartha pada 2017.
Selanjutnya sepanjang tahun 2018, Amartha berhasil meningkatkan pendapatan ratusan ribu mitranya secara signifikan, dari Rp 4,2 juta menjadi Rp 6,7 juta per bulan. Kenaikan pendapatan mitra Amartha ini berhasil menurunkan angka kemiskinan sebanyak 22 persen, lebih cepat dari rata-rata penurunan tingkat kemiskinan nasional.
Atas prestasinya dalam memberantas kemiskinan, November 2019, Amartha mendapatkan penghargaan di SDG Geneva Summit 2019, Jenewa, Swiss. Penghargaan tersebut disematkan kepada Amartha sebagai perusahaan jasa keuangan yang berdampak meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendukung Sustainable Development Goals (SDGs) atau tujuan pembangunan berkelanjutan pertama, yaitu pengentasan kemiskinan.
Pada tahun 2019 pula, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah resmi memberikan izin usaha Perusahaan Penyelenggaraan Layanan Pinjaman Uang Berbasis Teknologi Informasi kepada PT. Amartha Mikro Fintek (Amartha) dengan nomor KEP-46/D.05/2019 dan berlaku secara permanen, tanpa batas waktu berakhir.
“Pemberian lisensi (tanda izin usaha) oleh OJK ini menjadi bukti bahwa Amartha benar-benar serius dalam memberdayakan ekonomi piramida bawah, dan bergerak sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh OJK” kata Founder & CEO Amartha, Andi Taufan Garuda Putra dalam konferensi pers bersama Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI), 16 Mei 2019.
Meski perizinan ini berlaku permanen, OJK tetap akan mengawasi operasional Amartha, terutama mencakup pengawasan berbasis risiko dan teknologi, serta pengawasan berbasis disiplin pasar. Sehingga Amartha beserta para stakeholders bisa ikut menciptakan ekosistem fintech terpercaya yang bermanfaat bagi kepentingan masyarakat Indonesia. Amartha sendiri telah lulus pengujian di 20 standar prosedur yang diterapkan OJK pada tahapan Regulatory Sandbox.
Baca Juga: Amartha Raih Penghargaan SDG's di Jenewa
Sampai dengan tahun 2020, Amartha telah berhasil menyalurkan kurang lebih 2 Triliun Rupiah dana untuk 500.000 usaha ultra mikro dan menjangkau hampir 12.000 desa di Indonesia mencakup area pulau Jawa, Sumatera dan Sulawesi. Bahkan pada bulan Maret 2020, Amartha berhasil meraih peringkat tertinggi yaitu Platinum, sebagai perusahaan berdampak sosial dari GIIRS (Global Impact Investing Rating System).
Tahun 2020 merupakan tahun yang sangat menantang. Seluruh dunia sedang menghadapi musuh yang sama yakni pandemi virus corona (Covid-19). Tentunya, hal ini membuat institusi pendanaan seperti Amartha mengalami banyak perubahan drastis dan juga tantangan yang berat. Namun hal tersebut tidak membuat Amartha berhenti menciptakan dampak sosial dan kesejahteraan merata untuk Indonesia.
Tetapi justru membuat Amartha semakin dalam membantu mereka yang berada dibawah garis kemiskinan dan masyarakat yang terdampak oleh pandemi ini melalui program #DesaLawanCorona. Program ini merupakan sebuah aksi kemanusiaan untuk menyalurkan bantuan kepada masyarakat prasejahtera yang terdampak pandemi Virus Corona dan juga Puskesmas di pelosok pedesaan di beberapa wilayah yang tersebar di Indonesia. Di dekade baru ini pula, Amartha hadir dengan semangat yang lebih besar lagi demi terus berjuang menuju Indonesia yang sejahtera.
Di tahun 2021-2022, Amartha berkomitmen untuk memberdayakan satu juta perempuan pengusaha mikro untuk bertransformasi secara digital. Amartha telah mendapatkan rekognisi dan penghargaan baik dalam negeri maupun internasional dalam aspek pemberdayaan perempuan, serta berkontribusi dalam pembangunan ekonomi di Indonesia melalui inovasi digital. Diantaranya adalah penghargaan Innovative Fintech in Financial Inclusion (2018) dari UN Capital Development Fund (UNCDF), Growth Stage Impact Ventures (GSIV) dari SDG Finance Geneva Summit (2019 ) dan Women’s Empowerment Principles Awards 2020 kategori Gender-Responsive Marketplace dari United Nations Women (UN Women).
Selanjutnya di tahun 2022-2023, sebagai financial technology, Amartha tengah memperluas inovasi digital melalui layanan ke segmen Business to Consumer (B2C) dan Business to Business (B2B) dengan mengombinasikan pendekatan humanis dan teknologi. Pada layanan B2C, Amartha telah menyediakan produk berupa microfinance marketplace dan earn. Sementara layanan B2B terdapat loan channeling, embedded lending, embedded investment, dan credit decision engine.
Bulan Mei tahun 2024, Amartha juga berhasil menyelenggarakan The 2024 Asia Grassroots Forum, Hosted by Amartha berskala Internasional yang berkolaborasi dengan lembaga partner seperti Women’s World Banking, SME Finance Forum, Accion, dan International Finance Corporation (IFC) guna mempromosikan potensi ekonomi akar rumput di Indonesia secara lebih masif.
Kini Amartha tumbuh sebagai platform teknologi keuangan mikro terdepan yang memiliki misi mewujudkan kesejahteraan merata di Indonesia lewat pembangunan infrastruktur keuangan digital bagi ekonomi akar rumput.
Sudah berjalan 14 tahun Amartha memajukan ekonomi piramida bawah dengan meningkatkan daya saing kewirausahaan mikro dan kecil. Dengan demikian, kami memberdayakan lebih banyak UMKM perempuan, menciptakan lapangan kerja dan membangun pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif.
Adapun Amartha telah mendapatkan penghargaan baik dalam negeri maupun internasional dalam berbagai aspek, diantaranya adalah Best Companies to work in Asia oleh HR Asia Awards 2024, Best Integrated Brand Communication 2023, Penghargaan Internasional kategori Indonesia Technology Excellence Award for Mobile in Financial Technology (Fintech) Industry dalam ajang Asian Technology Excellence Awards 2023 yang digelar oleh Asian Business Review di Bangkok, Thailand serta penghargaan Sustainable Marketing Excellence Award 2023 pada kategori Financial Inclusion for Womenpreneur of the Year.
Manfaat Pinjaman Modal Usaha Amartha Kepada Kelompok UMKM
Pinjaman modal usaha kepada kelompok UMKM perlu mendapatkan perhatian yang lebih besar. Sebab, peran UMKM dalam perekonomian sangat penting demi menopang aktivitas perekonomian rakyat. Tetapi, ketersediaan pinjaman modal usaha terhadap UMKM justru berkebalikan dengan perannya yang krusial tersebut. Nyatanya, saat ini masih banyak UMKM yang terkendala untuk mendapatkan modal karena kesulitan memperoleh aksesnya.
UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) termasuk bagian paling besar dalam perekonomian rakyat. Kontribusi UMKM cukup besar pada aktivitas ekspor negara serta penyerapan pekerja. Begitu pula kontribusinya bagi PDB (Produk Domestik Bruto) yang tidak kalah besar.
Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM), pada tahun 2021 usaha mikro menjadi yang paling dominan dalam struktur UMKM nasional yang berjumlah 63,9 juta atau mengisi 99,62% dari total unit usaha di Indonesia. Lebih lanjut, jika dinilai berdasarkan jumlah kontribusi terhadap PDB, usaha mikro bahkan memiliki kontribusi 37,4% hampir sama jumlahnya dengan perusahaan berskala besar yaitu 39,5% pada tahun 2019.
Peningkatan kapasitas agar usaha mikro dapat naik kelas salah satunya dapat diwujudkan dengan melakukan digitalisasi UMKM dan memperluas akses keuangan inklusif di pedesaan.
Kenapa UMKM butuh modal? Manfaat modal bagi kelompok UMKM merupakan pondasi penting dalam membangun dan mengembangkan sebuah bisnis. Tidak hanya perusahaan besar, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) juga memerlukan modal. Bagi para pelaku UMKM, modal usaha sangatlah penting demi menjaga eksistensi bisnis. Selain itu, memberikan tambahan modal dan bantuan kepada UMKM dapat menempatkan UMKM ke sektor produktif seperti penambahan produksi. Dengan itu, semakin banyak modal yang digunakan maka akan semakin cepat dan tinggi pula produksi yang dihasilkan.
Pembiayaan UMKM bersama Amartha
Bagi pengusaha mikro yang ingin membuka usaha mikro, kecil, maupun menengah, dapat mengajukan pinjaman modal melalui Amartha. Di Amartha, para pelaku UMKM bisa mendapatkan pinjaman kelompok serta pendampingan UMKM dari tim Amartha yang profesional.
Pengajuan pembiayaan modal usaha praktis dan aman. Cicilannya pun ringan dengan jangka waktu hingga 50 minggu untuk pengembalian modal. Jadi, bisa segera menerima pencairan dana yang bebas potongan admin.
Kelebihan Pembiayaan UMKM dengan Amartha
- Mudah dan praktis pengajuannya.
- Pencairan dana cepat dan bebas potongan admin.
- Sistem berkelompok agar risiko terukur.
- Pendampingan secara berkala yang amanah dan ramah.
Proses Pinjaman Modal Usaha Bersama Amartha
- Pembentukan Kelompok Pembiayaan: Membentuk 15–25 orang yang berdekatan domisilinya untuk menjadi kelompok.
- Tahap Penilaian: Pendaftaran profil usaha agar dapat diverifikasi. Lalu, semua calon mitra menerima skor kredit lengkap dengan jumlah modal usaha yang sepakat dipinjamkan.
- Tahap Pencairan Modal Usaha: Mitra akan menerima dana pinjaman sesuai jumlah kesepakatan serta melaksanakan akad kredit dibantu petugas Amartha.
- Pertemuan Rutin Mingguan: Mitra perlu mengikuti pertemuan mingguan bersama kelompok yang difasilitasi oleh Amartha sepanjang masa pembiayaan.
Amartha optimis dapat menjangkau jutaan UMKM lainnya melalui kolaborasi yang bersinergi. Oleh sebab itu, Amartha mengajak pendana institusi dari berbagai sektor maupun pendana individu, untuk berpartisipasi dan menciptakan jutaan peluang lainnya bersama kami.
Melalui amartha.com kami mengajak masyarakat untuk turut serta dalam mendukung para pengusaha mikro yang membutuhkan modal. Amartha menyediakan platform financial technology bagi Anda yang ingin ikut berkontribusi secara langsung dalam meningkatkan taraf hidup dan usaha para pengusaha mikro di Indonesia.
Dengan melakukan pendanaan di Amartha, Anda tidak hanya membantu para pengusaha ini untuk mengembangkan bisnis mereka, tetapi juga menghadirkan dampak sosial yang signifikan untuk Indonesia, sekaligus kembangkan aset finansial dengan keuntungan produktif untuk mewujudkan kesejahteraan yang merata!
Download aplikasi Amartha di Android
Download aplikasi Amartha di iOS
Artikel Terbaru
Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutnya
Artikel Terkait
Ada pertanyaan seputar artikel di blog Amartha? atau ingin mengirimkan artikel terbaik kamu untuk di publish di blog Amartha?
Hubungi Kami SEKARANG
